Intisari-Online.com - Selama Perang Dunia II, tentara Amerika Serikat (AS) membangun sebuah kota di atas pabrik manufaktur One B-17 Bomber yang menelan biaya lebih dari 200.000 US Dollar, yaitu sekitar 3,4 juta US Dollar (Rp46,7 miliar) dalam perekonomian saat ini.
Mereka membangun sebuah kota untuk melindungi produksi dari potensi serangan udara.
Dilansir dari hankermag.com, di bawah kota palsu tersebut, sekitar 30.000 pria dan wanita memproduksi sekitar 300 pesawat pembom untuk mendukung perang melawan Nazi.
Salah satunya adalah Boeing B-17 Fortresses telah berhasil menjatuhkan 640.000 ton bom di Jerman selama perang.
(Baca juga: Terungkap! Inilah Alasan Mengapa Dalam Seminggu Ada 7 Hari)
(Baca juga: 7 Foto Ini Beritahu Kita Agar Jangan Mudah Percaya Dengan Foto Profil di Media Sosial)
Dari 12.731 pesawat yang dibuat, hanya sekitar 50 pesawat yang terbentuk lengkap.
John Stewart Detlie adalah orang dibalik pembuatan kota palsu itu.
Designer Hollywood ini membantu menyembunyikan Pabrik Boeing Nomor 2 menggunakan teknik yang sama seperti di film, dengan jalanan palsu, trotoar, pepohonan, pagar, mobil, dan rumah yang didirikan untuk mengelabui penyerang yang akan melakukan serangan udara.
Pada tahun 1960, Boeing 737 pertama dirakit di Pabrik 2, namun diselesaikan di Thompson Site yang menjadi tempat perpindahan produksi 737.
Tahun 1980-an, tempat tersebut digunakan sebagai toko mesin, namun tidak berfungsi dan beralih pada fasilitas yang lebih modern.
Pada akhirnya, bangunan tersebut mengalami kerusakan dan pada tahun 2010, Boeing pun membongkar pabrik tersebut.
1. Sepintas, tempat ini terlihat seperti kota biasa dengan orang-orang yang sedang menikmati sinar matahari di luar
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR