Tingkat Stres Pekerja Bisa Lebih Tinggi Dibandingkan Penganggur
Rabu, 16 Maret 2011 | 11:03 WIB
Stres sangat mudah menghinggapi para pengangguran. Namun pekerja dengan pendapatan minim dan tuntutan kerja yang berat bisa mengalami kondisi kesehatan mental yang sama, bahkan lebih buruk.
Sebuah studi yang dilakukan para peneliti di Australian National University, Canberra, Australia menunjukkan bahwa tidak selamanya orang yang memiliki pekerjaan juga memiliki kondisi kesehatan mental yang baik. Partisipan penelitian tersebut, yang merupakan orang-orang yang baru memperoleh pekerjaan dengan kualitas rendah setelah menganggur, justru menunjukkan kondisi kesehatan mental yang kian memburuk.
Para partisipan, yang berjumlah tujuh ribu orang dan diambil dari survey rumah tangga di seluruh Australia, diminta untuk mengisi kuesioner kesehatan mental untuk mendeteksi gejala depresi dan kecemasan di samping emosi positif seperti perasaan bahagia dan tenang. Sementara para peneliti menilai kualitas pekerjaan berdasarkan empat faktor yaitu, tingkat stres dan beban kerja, kendali yang dimiliki karyawan atas pekerjaan mereka, keamanan kerja (atau potensinya di masa depan), dan apakah gaji yang mereka terima sesuai dengan beban kerja mereka.
Pada umumnya mereka yang bekerja memiliki kesehatan mental yang lebih baik dibandingkan yang tidak memiliki pekerjaan. Mereka yang bekerja dengan pekerjaan kualitas tinggi menunjukkan skor kesehatan mental yang rata-rata lebih tinggi 3 poin. Namun mereka yang bekerja dengan pekerjaan kualitas rendah, skor kesehatan mentalnya anjlok hingga 5,6 poin. Kesehatan mental pada kelompok ini lebih buruk dibandingkan mereka yang tetap tidak bekerja selama studi berlangsung.
Temuan ini memberi masukan pada pemerintah setempat agar tidak hanya fokus pada pengurangan tingkat pengangguran saja. "Kondisi lain yang menunjang pekerjaan seperti tunjangan, jam kerja dan fleksibilitasnya, juga harus diperhatikan," kata Joseph Grzywacz, seorang associate professor of family and community medicine di Wake Forest University School of Medicine, Winston-Salem, North Carolina, Amerika, yang tidak terlibat dalam studi tersebut.
(Sumber: Live Science)
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
Kehidupan Socrates Kecil dan Kisahnya di Medan Pertempuran Yunani Kuno
KOMENTAR