Istilah liger atau singkatan dari lion-tiger (singa-harimau) sudah pernah ditemui dalam dunia fauna kucing besar. Namun, Kebun Binatang Novosibirsk di Rusia memiliki fenomena baru dalam dunia kucing, yakni liliger. Bayi hasil persilangan ibu keturunan singa-harimau (liger) dan ayah singa.
Kiara, nama bayi liliger itu, lahir pertengahan September 2012 dan menjadi spesies tunggal di jenisnya. Spesies seperti Kiara hanya lahir di penangkaran, tidak akan pernah ada di alam liar.
Menurut Craig Packer, Direktur dari Lion Research Center di University of Minnesota, Amerika Serikat, singa dan harimau memiliki banyak perbedaan di alam liar. Mulai dari perbedaan geografi dan mekanisme tingkah laku yang mencegah dua spesies kucing besar ini untuk kawin satu sama lain.
"Jika ada harimau yang mencoba kawin dengan singa betina maka dia akan dikejar oleh gerombolan singa lainnya," kata Packer, Jumat (21/9).
Tingkah laku kedua spesies ini berubah di penangkaran. Tak ada pilihan lain, mau tidak mau keduanya menghasilkan keturunan bersama. Meski terpisah tujuh juta tahun evolusi, mereka masih cukup berkaitan hingga bisa menghasilkan persilangan.
Di alam liar, jenis seperti Kiara, "Kemungkinan besar akan bercampur," kata Packer. Sebab, kedua orang-tuanya memiliki sifat yang sangat berbeda. Singa adalah spesies sosial, sedangkan harimau adalah penyendiri.
Meski dianggap sebagai keajaiban persilangan, Kiara dianggap sebagai ancaman keberlangsungan harimau dan singa. Percampuran yang tidak alami dari kedua jenis kucing besar tersebut tidak memiliki tujuan konservasi.
Itulah mengapa sebabnya badan akreditasi kebun binatang di Amerika Utara, The Association of Zoos and Aquariums (AZA), tidak menyetujui persilangan singa-harimau. Institusi seperti ini lebih fokus pada progam konservasi di alam liar.
Beberapa kebun binatang melakukan persilangan ini biasanya dimotivasi publisitas. "Dalam hal konservasi, (liliger) ini jauh dari apa pun," kata Packer.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR