Pembangunan bandar udara di Pulau Maratua yang mulai dikenal luas sebagai pulau wisata bagian dari Kepulauan Derawan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, sudah mencapai 80 persen.
"Pada landasan sudah dihamparkan agregat, untuk selanjutnya diaspal. Pemerintah pusat tinggal menyiapkan sisi udaranya," kata Bupati Berau Makmur HAPK, Rabu (5/3).
Panjang landasan pacu bandara itu 1.200 meter, cukup untuk didarati pesawat ATR berkapasitas 40 penumpang. Menurut Bupati Makmur, selambatnya akhir tahun ini bandara itu sudah bisa dioperasikan.
Dengan demikian, turis akan memiliki pilihan untuk sampai ke pulau terbesar dari Kepulauan Derawan tersebut. Selama ini Pulau Maratua dicapai dengan waktu tempuh 1,5 jam menumpang speedboat dari Pulau Derawan. Dengan pesawat udara, jarak itu akan dipersingkat menjadi kurang dari 30 menit.
Pulau Maratua adalah kecamatan tersendiri. Di pulau ini turis dapat melihat ikan pari manta (Manta birostris), salah satu spesies ikan pari terbesar di dunia, dengan menyelam di titik-titik tertentu di sekeliling pulau.
Di pantai pasir putih sekeliling pulau juga tempat penyu hijau (Chelonia mydas) bertelur. Melihat penyu bertelur adalah salah satu kegiatan yang juga sangat menarik bagi wisatawan.
Kepulauan Derawan terdiri pulau-pulau utama Pulau Derawan, Pulau Maratua, Pulau Kakaban, dan Pulau Sangalaki. Semuanya menjadi tujuan wisata alam dan petualangan.
Keindahan Derawan terkenal di mancanegara sehingga terpilih sebagai "Best Trips 2014" oleh pembaca National Geographic Traveller.
Pembaca majalah yang terbit di Amerika Serikat dan beredar ke seluruh dunia itu menyebutkan, berwisata ke Pulau Derawan tetap terasa sebagai sebuah petualangan ke negeri antah-berantah meskipun hingga ke Tanjung Redeb sudah bisa dicapai dengan pesawat udara.
"Tenang sekali dengan pemandangan yang luar biasa. Ini benar-benar surga wisata," kata Kyle Smith, turis dari Austin, Texas, Amerika Serikat.
Mengintip Inisiatif 'Blue Carbon' Terbesar di Dunia dari Negara Termiskin di Asia
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR