Bebatuan bulan yang terlontar akibat hantaman meteorit terpental dengan kecepatan seperti tembakan shotgun. Ini sangat berbahaya bagi astronot. Namun proyektil berkecepatan tinggi seperti ini bukan alasan untuk membatalkan misi jangka panjang ke bulan. Tentunya kita perlu meningkatkan kualitas struktur bangunan, kendaraan penjelajah dan juga kostum luar angkasa.
"Anda butuh pakaian atau desain tempat tinggal yang mampu menahan meteor kecil dan juga partikel-partikel ini," kata Rob Suggs, Head of the Lunar Impact Monitoring Team, Marshall Space Flight Center, NASA.
Permukaan bulan yang tak berudara sudah bopeng-bopeng dengan kawah akibat bebatuan ruang angkasa yang menghantam, dan hantaman itu terus berlangsung. Dengan gravitasi rendah dan tak ada tahanan udara, debu dari hantaman bisa terlontar sangat jauh.
Di era Apollo, NASA khawatir dengan risiko yang dihadirkan serpihan-serpihan bebatuan. Namun saat itu, tak banyak diketahui berapa sering bulan dihantam objek dan berapa kecepatan material saat terpental.
Tahun 2006 lalu, NASA mulai mengerjakan program Constellation yang bertujuan untuk mengirimkan kembali manusia ke bulan. Mereka juga menggelar proyek Lunar Impact Monitoring untuk memahami risiko lebih baik. Proyek ini terus dilanjutkan meski Constellation dibatalkan.
Hasilnya, lewat observasi yang dilakukan dari bumi, sampai saat ini sudah tercatat 300 tanda-tanda hantaman benda ke permukaan bulan. Ukuran obyek yang menghantam bervariasi, mulai dari sebesar bola golf, sampai batu sebesar bola bowling.
Penulis | : | |
Editor | : | Deliusno |
KOMENTAR