Pada Rabu (23/7) US Federal Aviation Administration (FAA) memperpanjang larangan maskapai penerbangan AS ke dan dari Bandara Internasional Israel Ben Gurion dalam jangka waktu 24 jam. FAA memulai larangan pada Selasa (22/7), setelah sebuah roket menghantam sekitar satu setengah kilometer dari bandara. Pemogokan datang di tengah kekerasan baru antara Israel dan Hamas di Gaza yang merenggut ratusan jiwa dalam seminggu terakhir (Baca juga Amerika Berlakukan Larangan Terbang ke Tel Aviv).
Pekan lalu FAA menyatakan larangan terbatas pada semua operasi penerbangan AS di timur Ukraina, setelah penerbangan Malaysia Airlines ditembak jatuh pada Kamis (17/7) yang telah merenggut nyawa seluruh 298 penumpang dan awak maskapai.
Semua deklarasi FAA untuk zona larangan terbang atau yang dibatasi dikenal sebagai Pemberitahuan untuk Awak Penerbangan, Note for Airmen (Notams). Kebanyakan adalah pemberitahuan untuk wilayah Afrika Utara dan Timur Tengah. Kedua wilayah itu terjadi konflik yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir telah mendorong serangkaian pembatasan baru.
Pembatasan lain yang telah berlangsung lama, misalnya Republik Demokratik Kongo. Wilayah ini menjadi subyek dari pernyataan FAA untuk Notams, yang menasihati pilot untuk mempertahankan ketinggian 15.000 meter di atas negara itu sejak 2002. Nasihat ini bertujuan untuk menjaga penerbangan dari jangkauan tembakan senjata dari darat, terjadi setelah Boeing 727 warga sipil ditembak jatuh oleh rudal darat.
Penulis | : | |
Editor | : | Kahfi Dirga Cahya |
KOMENTAR