Iran dan beberapa negara kekuatan dunia akhirnya melewatkan tenggat waktu untuk meraih kesepakatan dan meredakan kebuntuan negosiasi nuklir selama 12 tahun terakhir. Kegagalan itu membuat tenggat waktu negosiasi nuklir Iran ditambah 7 bulan lagi.
Kegagalan kesepakatan nuklir itu terjadi setelah Iran ditekan secara diplomatik oleh negara-negara kekuatan dunia seperti AS, Rusia, Tiongkok, Inggris, Perancis dan Jerman. Pertemuan para perwakilan negara-negara itu berlangsung di Ibukota Austria, Wina selama lima hari.
Menlu AS John Kerry dan Presiden Iran Hassan Rouhani menyebut sudah ada kemajuan dalam pembicaraan tersebut.
Meski ada beberapa kemajuan tetapi kedua belah pihak tetap berjauhan pada dua poin penting, yaitu pengayaan uranium dan sanksi ekonomi.
"Arah pembicaraan ini akan menuju kesepakatan akhir," kata Rouhani. "Sebagian besar kesenjangan dalam pembicaraan sudah dihapus."
Dalam pembicaraan yang diperpanjang tersebut, Iran dan lima negara yang masuk dalam Dewan Keamanan PBB tersebut akan menekankan garis kesepakatan pada Maret hingga akhirnya kesepakatan dilakukan secara teknis pada 1 Juli.
"Pembicaraan ini tidak akan menjadi langsung mudah begitu saja meski sudah ada kesepakatan memperpanjang waktu," kata Kerry.
Diakui Kerry, Pemerintah Iran sangat tangguh dalam memertahankan program nuklir mereka. "Mereka selama ini memang tangguh."
Meski begitu, Kerry memastikan di Wina telah menghasilkan kesepakatan nyata dan substansial dalam program nuklir Iran. "Karena itu pula kami akhirnya memutuskan memperpanjang pembicaraan untuk mencapai kesepakatan," lanjut Kerry.
Adapun kesepakatan yang dimaksud Kerry adalah persoalan kebuntuan terhadap program nuklir Iran yang dinilai akan mengembangkan senjata nuklir dengan kedok untuk kebutuhan sipil. Iran pun membantah tudingan itu
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR