Negara Islam atau ISIS mengakui bahwa kelompok radikal inilah yang melakukan serangan bom bunuh diri pada dua masjid di Ibukota Yaman, Sanaa. Karena serangan itu, sedikitnya 137 orang tewas.
Inilah serangan pertama diklaim oleh ISIS sejak mendirikan cabang di Yaman pada bulan November silam. Kedua masjid itu digunakan terutama oleh pendukung gerakan pemberontak Zaidi dari kelompok Syiah Houthi yang menguasai Sanaa.
Yaman telah menderita instabilitas politik selama bertahun-tahun dan pemberontak Houthi sudah menguasai sembilan dari 21 provinsi.
Pemerintah Presiden Abed Rabbo Mansour Hadi yang diakui secara internasional telah melarikan diri ke kota pelabuhan di bagian selatan, Aden.
Empat pelaku bom bunuh diri menyerang masjid Badr, di selatan Sanaa, dan Masjid al-Hashoosh, di utara ibukota, ketika jamaah sudah bersiap untuk shalat Jumat.
Di masjid Badr, salah seorang pengebom memasuki gedung dan meledakkan sementara seorang lagi pelaku tertangkap dekat pintu gerbang utama.
Ulama Houthi terkemuka, Al-Murtada bin Zaid al-Mahatwari, imam masjid Badr, termasuk di antara mereka yang tewas, demikian laporan media setempat.
Dua pembom lagi menyerang masjid al-Hashoosh: satu meledakkan eksplosif di dekat pintu masuk dan yang lainnya berlari ke dalam masjid untuk meledakkan diri.
"Darah mengalir seperti sungai," kata seorang korban selamat, Mohammed al-Ansi.
Stasiun TV al-Masirah yang dikuasai pemberontak Houthi menyiarkan gambar dari Masjid al-Hashoosh menunjukkan relawan mengangkut korban dengan menggunakan selimut berlumur darah.
Jenazah-jenazah juga dibaringkan di dalam mesjid. Sekitar 300 orang terluka, sehingga petugas medis dan rumah sakit meminta donor darah.
Penulis | : | |
Editor | : | Ajeng |
KOMENTAR