Pesawat Impulse-2 (Si2) mendarat di Chongqing, sekitar 20 jam setelah meninggalkan Myanmar.
Pesawat terbang dengan satu tempat duduk bertenaga sinar surya Solar Impulse-2 (Si2) itu terbuat dari serat karbon dan mempunyai rentang sayap sepanjang 72 meter, lebih panjang daripada rentang sayap Boeing 747. Pesawat Si2 mempunyai berat kira-kira sama dengan sebuah mobil. Tujuh belas ribu sel surya yang dipasang di kedua sayapnya untuk menyerap tenaga matahari, memungkinkan pesawat itu terbang malam hari.
"Impulse ingin memobilisasi antusiasme publik agar mendukung teknologi yang memungkinkan berkurangnya ketergantungan terhadap bahan bakar fosil, dan mendorong sikap yang positif terhadap energi terbarukan,\'\' menurut sebuah pernyataan di situs resmi misi tersebut. Situs tersebut menunjukkan lokasi pesawat dan menyiarkan audio dari kokpit secara langsung.
Pesawat tenaga surya "Impulse" Si2 dibangun selama 12 tahun dan merupakan karya dua ilmuwan Swiss, Bertrand Piccard dan Andre Borschberg.
Mereka mengatakan tidak bermaksud merevolusi industri penerbangan, tapi mereka justru ingin menunjukkan bahwa sumber energi alternatif dan teknologi baru bisa mencapai apa yang dianggap tidak mungkin oleh beberapa pihak.
Rute pesawat tersebut termasuk beberapa titik pemberhentian di Oman, India, Myanmar dan Tiongkok. Setelah menyeberangi Samudera Pasifik lewat Hawaii, pesawat tersebut juga akan berhenti dan mendarat di tiga titik di AS, yaitu di Phoenix, Arizona dan kota New York, dan kemungkinan satu lokasi lagi tergantung cuaca.
Tahap terakhir dari penerbangan uji coba tersebut setelah menyeberangi Samudera Atlantik termasuk pendaratan di Eropa Selatan atau Afrika Utara sebelum kembali ke Abu Dhabi di akhir Juli atau awal Agustus.
Penulis | : | |
Editor | : | Aris |
KOMENTAR