Australia menjadi negara pertama yang mempelopori kampanye untuk menghentikan bisnis perburuan singa yang kian populer di Afrika Selatan. Greg Hunt, Menteri Lingkungan Australia mengatakan bahwa olahraga yang kontroversial ini sangatlah kejam dan tidak beradab. Ia berharap bahwa keputusan yang ditetapkan Australia bisa membawa perubahan yang signifikan dalam upaya menghentikan permainan ini.
Kini, tim konservasi dan aktivis dari seluruh dunia bersama-sama mendesak pembentukan hukum legislatif yang mampu menghentikan bisnis ini. Dalam jangka panjang diharapkan larangan ini akan diberlakukan juga oleh Amerika Serikat, mengingat banyak warga negaranya yang berburu di Afrika.
Di Afrika Selatan, perburuan menyebabkan singa harus lahir dan tumbuh di penangkaran. Ketika mereka berusia empat tahun, mereka akan dilepas di area perburuan untuk dihabisi dengan senapan atau senjata tajam. Permintaan atas permainan perburuan ini melonjak beberapa tahun terakhir. Kini, Afrika Selatan memiliki 160 penangkaran dengan 6.000 ekor singa di dalamnya, dan 1.000 ekor yang ditembak setiap tahunnya. Para pemburu membayar 20.000 dolar Amerika untuk seekor singa dewasa.
Pengacara dari perusahaan penangkaran singa menyatakan bahwa mengembangbiakkan singa untuk diburu sama artinya dengan menyelamatkan mereka dari kepunahan. “Setiap perburuan singa yang dilakukan, artinya kita menyelamatkan binatang lain di alam liar,” ujar Pieter Potgieter, ketua South African Predator Association.
Namun, para ilmuwan dan pelestari menemukan bukti bahwa aksi perburuan singa yang dilakukan industri bisnis di Afrika Selatan ini telah menyebabkan populasi singa menurun. Chris Mercer, kepala kampanye penolakan Canned Hunting ini memiliki pendapat lain, “Ini tidak hanya persoalan populasi, melainkan kembali lagi pada pelestarian secara alami yang terjadi dalam sebuah ekosistem.” Jelasnya.
“Para penangkar membeli binatang, melepaskannya ke halaman, kemudian membiarkan para pemburu menembakinya. Di hari selanjutnya mereka membeli lagi dan akan terjadi perburuan lainnya. Ini tak ada habisnya, mereka hanya akan membawa singa pada kepunahan.” tambahnya.
Penulis | : | |
Editor | : | Faras Handayani |
KOMENTAR