Bagi yang sering bepergian melalui Bandara El Tari pasti menyadari perubahan yang terjadi pada bandar udara terbesar di Nusa Tenggara Timur ini. Nuansa lengang dan rapi terlihat saat kita memasuki bandara, terlebih jika dilihat dari luar. Demi alasan kenyamanan penumpang dan oprasional yang optimal, pihak Bandara El Tari mulai membenahi fisik bahkan rela kehilangan pemasukan dari sektor penyewaan ruang komersil.
"Pendapatan pasti berkurang, hitung-hitung pendapatan kami menurun sekitar 40-50%" ungkap Hanung K Ahmadi, Sales Section Head Bandara El Tari Kupang.
Bukan tanpa alasan bagi bandar udara yang masih dibawah koordinasi Angkasa Pura 1 ini rela memangkas ruang komersil yang biasa disewakan kepada para tenant. Pembenahan ini merupakan salah satu implementasi dari PM 129 tahun 2015 yang mengatur masalah ruang operasional dan ruang komersial. Sebelum diterapkan PM 129 tahun 2015, perbandingan luas ruang operasional dan ruang komersial adalah 50 : 50 namun setelah diterapkan peraturan tersebut rasio berubah menjadi 70 : 30.
Tak hanya membenahi ruang komersil dan ruang operasional, Bandara El Tari Kupang memiliki rencana yang lebih besar untuk mempercantik diri. Pada tahun 2016 ini Bandara El Tari akan melakukan pembangunan terminal baru setinggi 2 lantai dengan fasilitas 2 buah garbarata. Pembangunan ini diperkirakan akan membutuhkan 2 tahun pengerjaan dan menelan dana investasi hingga 85 Miliyar rupiah. Hal ini diungkapkan oleh Indrata, Manager Operasi dan Teknik Bandara El Tari, Rabu (10/2).
Langkah lain untuk mempercantik pintu masuk untuk menjelajah Nusa Tenggara Timur ini adalah melalui kegiatan beautifikasi terminal dan ruang VIP Pemda yang masing-masing kegiatan membutuhkan dana investasi mencapat 7,4 Milyar dan Rp 1,5 Milyar Rupiah. Dana tersebut berasal dari anggaran Angkasa Pura 1 sebagai pengelola bandara.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR