World Culture Forum (WCF) 2016 yang digelar di Bali, 10-14 Oktober lalu menghasilkan 10 komitmen yang terangkum dalam Deklarasi Bali. Kesepuluh komitmen tersebut disepakati guna memperkuat upaya kebudayaan sebagai pendorong dan penggerak pembangunan yang berkelanjutan.
Saat membaca Deklarasi tersebut pada acara penutupan, Kamis (13/10), Ketua Steering Committee WCF 2016 Ananto Kusuma Seta menekankan bahwa kebudayaan menduduki posisi krusial dalam setiap aspek pembangunan.
“Tujuan dari WCF 2016 adalah untuk memastikan bahwa kita sebagai warga dunia memiliki komitmen dan rencana aksi inklusif untuk membuat agenda pembangunan berbasis budaya,” ujarnya.
Poin-poin komitmen tersebut antara lain: Mendukung pelaksanaan penuh Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030; mempromosikan budaya perdamaian di masyarakat yang menghargai keragaman budaya; menggarisbawahi hasil simposium-simposium dan merekomendasikan tindak lanjut; memperkuat peran pemuda dalam aktivitas ekonomi, budaya, sosial-politik dan lingkungan; dan mengenali peran organisasi antarpemerintah dan non pemerintah internasional dalam memajukan budaya progresif.
Selain itu, komitmen lainnya ialah mengembangkan strategi yang berinvestasi pada manusia dan memberdayakan peran masyarakat setempat; bekerja sama dengan semua pemangku kepentingan untuk memastikan agenda pembangunan berkelanjutan 2030 benar-benar responsif terhadap konteks budaya; mendukung UNESCO dalam memperkuat perlindungan warisan budaya termasuk dari perang dan konflik; Menguatkan implementasi dan menekankan kebutuhan mengarusutamakan peran kebudayaan dalam indikator dan mekanisme laporan Sustainable Development Goals (SDGs); serta bekerja untuk mengembangkan sebuah Kerangka Kerja Aksi guna memperkuat tindak lanjut mekanisme di bawah Agenda 2030.
Naskah deklarasi tersebut akan dikirim ke UNESCO pada akhir tahun ini untuk dijadikan dokumen resmi, kemudian dikirim ke New York untuk menjadi dokumen resmi PBB.
Ananto mengungkapkan bahwa tindak lanjut WCF 2016 akan segera dilakukan pada Januari 2017. Kementerian Indonesia bersama rekan-rekan dari seluruh dunia akan berkolaborasi dalam merumuskan langkah-langkah aksi yang lebih komplet, salah satunya dengan bekerja sama dengan berbagai sektor untuk meletakkan kebudayaan sebagai garda terdepan untuk pembangungan berkelanjutan.
“Intinya, meletakkan kebudayaan yang selama ini di belakang, menjadi lokomotif dari semua pembangunan umat manusia di masa depan,” pungkasnya.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR