Peneliti: Ada Populasi Bakteri yang Hidup di Dalam Otak Manusia

By Gita Laras Widyaningrum, Rabu, 21 November 2018 | 12:00 WIB
Ilustrasi bakteri di otak manusia. (kirstypargeter/iStockphoto)

Nationalgeographic.co.id – Mikrob yang menempati usus manusia bertanggung jawab dalam banyak hal: memengaruhi kesehatan, gen, bahkan emosi kita.

Para peneliti kemudian mencari tahu tentang skala dan pengaruh mikrob dalam tubuh manusia. Namun, penemuan terbarunya cukup mengejutkan. Kerajaan bakteri di usus manusia tadi ternyata tidak berdiri sendiri, melainkan berkaitan dengan mikroorganisme yang ada di otak kita.

Penemuan ini dipresentasikan pada pertemuan tahunan Neuroscience 2018 dan masih dalam tahap awal. Sejauh ini, para peneliti masih mempelajari bagaimana otak manusia bisa memiliki populasi bakterinya sendiri.

“Ini seperti ada pabrik molekul baru dengan kebutuhannya sendiri di otak. Sangat luar biasa,” kata Ronald McGregor, ahli saraf dari University of California, yang tidak terlibat dalam studi.

Baca Juga : Mengapa Tangan Berkeringat Ketika Merasa Gugup? Ini Penjelasannya

Di penemuan terbaru ini, sebelumnya, para peneliti yang dipimpin oleh Rosalinda Roberts, neuroanatomist, meneliti sampel otak yang diambil dari 34 orang yang telah meninggal. Sekitar setengah dari mereka memiliki skizofrenia, sementara sisanya cukup sehat sebelum meninggal.

“Kami melakukan analisis untuk identifikasi dan kuantifikasi,” ujar peneliti.

“Hampir semua otak mengandung bakteri yang bervariasi. Mulai dari bakteri berbentuk batang, berisi kapsul, nukleoid, ribosom, dan vakuola,” papar mereka.

Para peneliti mengatakan, kepadatan bakteri bervariasi sesuai dengan lokasi penemuannya di wilayah otak. Jumlah mikrob yang melimpah biasanya ada di substantia nigra, hippocampus, dan korteks prefrontal. Mereka juga ditemukan di sel bernama astrosit yang memainkan peran penting dalam cara sel saraf berkomunikasi.

Bagaimana mikrob bisa sampai di sana belum diketahui peneliti. Namun, Roberts berspekulasi, mereka bisa saja diangkut oleh pembuluh darah hingga akhirnya menemukan rumah di serabut saraf akson dan penghalang darah otak.

Baca Juga : Mengapa Sulit untuk Berhenti Merokok? Ilmuwan Menemukan Jawabannya

Sementara tim peneliti mengakui kemungkinan mikroba menemukan jalan mereka ke jaringan otak akibat beberapa proses kontaminasi bedah selama operasi postmortem, tetapi cara mereka menyebar ke seluruh jaringan mungkin menunjukkan sebaliknya. Namun, ini perlu diteliti lebih lanjut.

“Masih banyak hal yang perlu diselidiki. Saya tidak terkejut mengetahui bahwa makhluk hidup lain bisa tinggal di otak kita, tetapi tetap saja itu hal yang sangat revolusioner,” kata Teodor Postolache dari University of Maryland.