Ke'te Kesu, Warisan Megah dari Kekayaan Tradisi Toraja

By National Geographic Indonesia, Senin, 10 Desember 2018 | 14:53 WIB
Desa Ke'te Kesu, Toraja. (Elena Odareeva/Getty Images/iStockphoto)

Nationalgeographic.co.id - Ke'te Kesu merupakan desa tradisional eksentrik yang tersembunyi di wilayah pegunungan TanaToraja, Sulawesi Selatan. Ia terletak di tengah hamparan sawah luas dan merupakan desa tertua di Sanggalangi.

Usia desa Ke'te Kesu diperkirakan mencapai 400 tahun. Uniknya, ia tidak pernah mengalami perubahan sejak pertama kali berdiri. Jika melihat keadaannya saat ini, bisa dibilang bahwa Ke'te Kesu menjadi semacam museum hidup–orang yang mengunjunginya dapat secara langsung melihat budaya dan tradisi unik dari masyarakat Toraja.

Baca Juga : Menjelajahi Pulau Samosir, Jantung Budaya Batak Toba

Hal yang membuat Ke'te Kesu menarik perhatian adalah keseriusan mereka terhadap kematian. Hal ini dapat dilihat dari ritual maupun upacara pemakaman yang mewah, kuburan yang menggantung, dan situs permakaman yang penuh dengan dekorasi. 

Desa yang tak lekang oleh waktu ini, ditempati oleh sekitar 20 keluarga. Beberapa di antara mereka tinggal dalam Tongkonan–rumah adat masyarakat Toraja. Ada delapan Tongkonan di Ke'te Kesu, diatur berbaris dan berhadapan, lengkap dengan lumbung padi yang terhubung.

Rumah Tongkonan yang saling berhadapan. (ishcherbakova/Getty Images/iStockphoto)

Dinding Tongkonan dihiasi dengan tanduk kerbau dan ukiran yang indah–berfungsi sebagai penanda status pemilik rumah. Menurut masyarakat asli Toraja, hanya mereka yang berdarah bangsawan yang boleh membangun Tongkonan. Masyarakat biasa tinggal di rumah yang lebih kecil dengan desain yang tidak terlalu rumit seperti Tongkonan.

Jika dilihat dari luar, Tongkonan memiliki kekhasan bentuk atap seperti perahu besar. Proses pembangunan rumah adat ini pun cukup sulit. Untuk membangunnya, proses ini harus dibantu oleh seluruh anggota keluarga. 

Salah satu Tongkonan telah diubah fungsinya menjadi museum. Ia memamerkan benda-benda unik dan bersejarah dari adat istiadat kuno. Keramik Tiongkok, patung, belati, parang, hingga bendera pertama yang pernah dikibarkan di Toraja pun terpajang di sana. Museum tersebut juga membuka workshop bagi pengunjung yang ingin melatih keterampilannya membuat karya seni dari bambu.

Tidak jauh dari Tongkonan, terdapat batu menhir di tengah sawah–penanda jalan menuju bukit mistis bernama Bukit Buntu Ke'su yang merupakan situs pemakaman kuno berusia 700 tahun.

Peti berukuran perahu dengan tengkorak manusia di atasnya. (ishcherbakova/Getty Images/iStockphoto)

Di jalur bukit yang berbatu, berserakan tengkorak dan tulang manusia. Beberapa di antaranya bahkan menumpuk tinggi dalam bejana besar berbentuk perahu atau sampan.