Manis dan Lekat, Ini Sejarah Permen Tongkat yang Identik dengan Natal

By National Geographic Indonesia, Sabtu, 22 Desember 2018 | 09:00 WIB
Permen tongkat yang identik dengan Natal. (Sergey Peterman/Getty Images/iStockphoto)

Nationalgeographic.co.id - Selain pohon cemara dan mistletoe, permen tongkat atau candy cane identik dengan perayaan Natal. Meski begitu, banyak yang tidak pernah tahu asal-usul pernak-pernik tersebut.

Pada awalnya, bentuk permen ini hanya gula putih polos batangan. Ia biasa digunakan orangtua di tahun 1600-an untuk meredakan tangis bayi dan digunakan sebagai dot.

Salah satu kisah yang beredar menyatakan bahwa candy cane mendapat bentuk kaitnya ketika pemimpin paduan suara di Katedral Cologne Jerman meyakinkan pembuat permen lokal untuk menekuknya menjadi bentuk tongkat gembala. Ini dilakukan dalam rangka menghiibur anak-anak yang bosan dan gelisah selama misa Natal.

Sementara itu, kisah lainnya menceritakan bahwa bentuk bengkoknya diciptakan hanya untuk memudahkan saat digantung di pohon Natal.

Baca Juga : Tradisi Berkirim Kartu Natal, Siapa yang Pertama Kali Memulainya?

Beberapa sumber mengklaim bahwa permen tongkat bergaris merah putih jarang ditemukan sebelum akhir abad ke-19, karena kartu Natal dari periode tersebut hanya menampilkan permen tongkat putih polos. Namun, pembuat permen jelas sudah lebih tahu cara membuat garis-garis tersebut. Ini terbukti dari publikasi sebuah buku masak di tahun 1844. Buku menjelaskan instruksi membuat garis peppermint pada permen tongkat.

Sastra anak-anak dari pertengahan abad ke-19 menyebutkan permen tongkat bergaris dan permen tongkat biasa. Salah satunya adalah karya milik Laura Ingalls Wilder, Little House in Big Woods.

Penampilan awal permen tongkat seringkali dikaitkan denga August Imgar dari Wooster, Ohio, seorang imigran Jerman yang pertama kali mendirikan pohon Natal di Ohio. Menurut National Confectioners Association, pohon Natal tersebut adalah cemara biru, di puncaknya terdapat bintang timah, sekelilingnya dihiasi dengan rantai kertas, kue berwarna dengan gula merah, kacang berlapis emas, dan permen tongkat. Warga Ohio berbondong-bondong menyaksikan pohon dan menjadikannya tradisi Natal di perayaan berikutnya.

Tahun 1919, Bob McCormack memulai sebuah perusahaan permen di Albany, Georgia (biasa dikenal McCormack Famous Candy Company) yang memproduksi permen tongkat.

Produksinya melejit saat saudara ipar McCormack, Pastor Gregory Keller, seorang imam Katolik, menciptakan sebuah mesin yang secara otomatis menempatkan cetakan pembengkok dalam permen tongkat. Hingga sekarang, hampir dua miliar permen tongkat dibuat setiap tahun.

Baca Juga : Natal Identik dengan Warna Merah dan Hijau, Apa Makna di Baliknya?

Lalu, bagaimanan dengan rasa permen tongkat yang unik ini? Tidak ada yang tahu siapa yang pertama kali memiliki ide untuk menggabungkan peppermint dengan gula pada candy canePeppermint memiliki sejarah panjang sebagai obat untuk gangguan pencernaan. Kembali ke Mesir kuno, peppermint pernah disebutkan dalam Ebers Papyrus (1550 SM) sebagai obat untuk sakit perut.

Cendekiwan Romawi, Pliny the Elder dalam publikasi Natural History volum ke-37 pada abad pertama Masehi, membuat daftar 41 jenis pengobatan menggunakan mint. Mint menurut Pliny baik untuk  penyakit gastrointentinal, penyakit hati, borok, cegukan, dan gigitan ular.