Jalur Penyelamat di Jalan Tol, Tak Kenal Maka Tak Sayang Nyawa

By Gregorius Bhisma Adinaya, Selasa, 8 Januari 2019 | 09:00 WIB
Jalur darurat di Tol Trans Jawa. (Kompas.com/Azwar Ferdian)

Nationalgeographic.co.id - Salah satu topik yang ramai diperbincangkan selama liburan akhir Desember kemarin adalah jalan tol baru. Topik pemangkasan waktu tempuh dan kondisi jalan tol sering ditemukan dalam unggahan di media sosial.

Berbicara mengenai jalan tol, sebenarnya jalan bebas hambatan ini memiliki berbagai fitur keselataman. Salah satunya adalah jalur penyelamat (emergency safery area) kendaraan saat mengalami masalah pada sistem pengereman.

Berbagai ruas tol dengan kontur berbukit tentu memiliki fitur keselamatan ini. Anda sendiri mungkin seringkali melihatnya, tetapi tidak memberi perhatian lebih pada ruas jalan yang berada di kiri jalan ini.

Baca Juga : Inginkan Gerbang Pengenal Wajah, Jepang Berlakukan Pajak Keberangkatan di Bandara

Secara fisik, jalur penyelamat memang dibuat menanjak. Tujuannya adalah untuk mengurangi laju kendaraan yang mengalami rem blong.

Tidak hanya itu, fitur keselamatan ini dilengkapi dengan batuan-batuan kecil (gravel) dan pasir yang juga berfungsi untuk meredam kecepatan kendaraan.

Dikutip dari Kompas.com, Senin (7/11/2019), Jusri Pulubuhu, Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), mengatakan bahwa dalam kondisi rem blong, pengemudi harus bisa mengendalikan emosi dan jangan panik.

Dalam ruas jalan yang riskan rem blong, jalur penyelamat selalu berada di sisi kiri jalan. Oleh sebab itu Jusri menyarankan agar pengemudi mengarahkan kendaraan menuju ruas jalan paling kiri. Karena jalan kemungkinan besar dalam keadaan menurun, maka engine brake juga perlu dilakukan sepanjang menuju jalur penyelamat tersebut.

Baca Juga : Mengapa Telur Berbentuk Oval? Aristoteles pun Sempat Dibuat Bingung

Engine brake sebenarnya proses penurunan transmisi secara beruntun untuk mengurangi kecepatan kendaraan. Setiap tingkatan transmisi memiliki batas kecepatannya masing-masing, sehingga mesin akan menahan kecepatan yang berakibat pada menurunnya kecepatan.

"Ketika sampai di jalur penyelamat, tahan setir dan diamkan saja sampai mobil benar-benar berhenti. Kalau kita arahkan ke kiri atau kanan, bisa menabrak beton atau benda di sekitar," ucap Jusri.

Lebih lanjut Jusri menekankan bahwa pengendara tidak boleh panik dan harus selalu fokus dalam proses tersebut.