Studi: Orang-orang Tua dan Konservatif Lebih Sering Menyebarkan Hoax

By Gita Laras Widyaningrum, Sabtu, 12 Januari 2019 | 12:00 WIB
Hoax disembunyikan seakan menjadi sebuah berita aktual. (Jirsak/Getty Images/iStockphoto)

Nationalgeographic.co.id - Hasil studi terbaru di AS menemukan fakta bahwa pengguna Facebook di atas usia 65 tahun dan orang-orang konservatif, cenderung lebih sering menyebarkan berita palsu di internet, dibanding anak muda dan liberal.

Para peneliti dari Princeton University dan New York University menganalisis unggahan Facebook dari 1.200 orang-orang yang setuju untuk membagikan data mereka setelah pemilihan presiden AS pada 2006 lalu.

Mereka kemudian membandingkan tautan yang dibagikan di Facebook dengan beberapa daftar situs hoax (hoaks).

Baca Juga : Interaksi Seorang Ayah Mampu Tingkatkan IQ Sang Anak, Benarkah?

Hasil penelitian yang dipublikasikan pada jurnal Science Advances tersebut, menunjukkan, hanya ada kurang dari 8,5% responden yang membagikan tautan dari situs hoax tersebut.

Namun, yang termasuk dalam 8,5% itu, kebanyakan adalah mereka yang mengidentifikasikan dirinya sebagai konservatif di dunia politik.

Fakta lainnya, pengguna Facebook di atas 65 tahun–terlepas dari pilihan politiknya–membagikan tujuh kali lebih banyak artikel hoax, dibanding partisipan berusia 18-29 tahun.

"Ada kemungkinan itu disebabkan oleh rendahnya tingkat literasi media digital sehingga mereka mudah percaya pada berita apa pun yang ditemui secara daring," papar studi tersebut.

Baca Juga : Satelit Mata-mata AS Ungkap Situs Kuno dan Bersejarah di Timur Tengah

Selain itu, para peneliti menduga, rentannya orang-orang lanjut usia dalam penyebaran berita hoax, berkaitan dengan dampak penuaan memori.

"Dalam kasus ini, ingatan mereka bertambah buruk seiring bertambahnya usia. Hal itu secara khusus merusak resistensi terhadap 'ilusi kebenaran'," imbuh peneliti.