Aris Idol Ditangkap Saat Pesta Sabu, Ini Dampak Mengonsumsi Sabu Pada Otak

By National Geographic Indonesia, Rabu, 16 Januari 2019 | 13:13 WIB
Ilustrasi. (s-c-s/Getty Images/iStockphoto)

Nationalgeographic.co.id - Juara ajang pencarian bakat Indonesian Idol 2008, Januarisman Runtuwene atau yang kerap dikenal dengan nama Aris Idol, tertangkap polisi saat sedang melakukan pesta sabu di sebuah apartemen.

Dilansir dari Tribunnews.com, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Argo Yuwono, mengatakan, Aris ditangkap bersama empat tersangka lainnya yakni YSP, AS, AY, AM. Selain sabu, mereka juga terlihat mengonsumsi minuman keras.

"Sabu tersebut dikonsumsi secara bersama-sama dengan cara bergantian sambil minum minuman 'Red Label'," ungkapnya.

Baca Juga : Ingin Membuat Tato? Ketahui Pengaruh Tinta Tato Bagi Kesehatan

Dalam penangkapan tersebut, polisi mengamankan sejumlah barang bukti. Di antaranya satu bungkus plastik bening berisi kristal diduga narkotika jenis sabu dengan berat brutto 0,23 gram, serta satu unit bong.

Sebelumnya, selain Aris, beberapa selebriti juga ditangkap akibat mengonsumsi sabu. Sebut saja Jennifer Dunn, Ridho Roma, Roro Fitria, dan Fachri Albar. Mengapa beberapa orang senang kerap mengonsumsinya? Dan apa yang sebenarnya terjadi ketika kita mengonsumsi sabu?

Dikutip dari Kompas.com, dr. Andri, SpKJ, FAPM, dokter kesehatan jiwa, menjelaskan bahwa zat golongan amfetamin atau metamfetamin seperti sabu-sabu dan ekstasi dapat menyebabkan lonjakan hormon serotonin dan dopamin berkali-kali lipat dari biasanya.

Inilah yang membuat para penggunananya merasa nyaman dan gembira luar biasa. Andri menambahkan, orang yang mengonsumsi sabu akan merasa lebih percaya diri.

Namun, efek menyenangkan tadi hanya terjadi sesaat. Dampak negatif justru menghantui setelahnya. 

"Efek yang sebenarnya terjadi adalah kerusakan kesimbangan sistem di otak. Mereka yang konsumsi sabu bisa menjadi lebih sulit mengelola stres," papar Andri. 

Baca Juga : Bukan Perokok Tapi Terkena Kanker Paru? Tiga Faktor Ini Penyebabnya

Selain itu, penggunaan sabu dalam jangka panjang bisa menimbulkan efek gangguan kecemasan di kemudian hari. Efek tersebut bahkan muncul setelah kita sudah tidak lagi menggunakan sabu.

Gejala kecemasan yang terjadi bisa berupa jantung berdebar tiba-tiba, sesak napas, hingga perasaan melayang. Hal itu terjadi karena sudah rusaknya keseimbangan sistem hormon serotonin dan dopamin di otak.

Efek lain juga bisa muncul gejala psikotik, seperti ide-ide paranoid. Mereka bahkan jadi rentan depresi.