Nationalgeographic.co.id - Berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer (22/01/2019), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), menyatakan bahwa masih terdapat aliran massa udara basah dari Samudra Hindia yang masuk ke wilayah Jawa, Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara Barat hingga Nusa Tenggara Timur.
Selain itu, adanya Angin monsun Dingin Asia beserta hangatnya Suhu Muka Laut di wilayah perairan Indonesia menyebabkan tingkat penguapan dan pertumbuhan awan menjadi cukup tinggi.
BMKG melalui Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) di Jakarta juga tengah memonitor adanya tiga bibit badai tropis di dekat wilayah Indonesia. Salah satu bibit siklon yang saat ini berada di Laut Timor berpotensi meningkat menjadi siklon tropis dalam tiga hari ke depan dan mengakibatkan potensi cuaca ekstrem berupa angin kencang yang dapat mencapai di atas 25 knot.
Baca Juga : Peristiwa Sejarah Bertepatan dengan Perubahan Iklim, Saling Berkaitan?
Melalui siaran pers, Drs. R. Mulyono R. Prabowo, M.Sc, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, mengatakan, curah hujan tinggi akan memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, banjir bandang, dan angin kencang. Diperkirakan intensitasnya meningkat pada akhir Januari 2019. Berikut adalah wilayah-wilayah yang berpotensi hujan lebat untuk periode 23 - 26 Januari 2019:
- Aceh
- Lampung
- Banten
- DKI Jakarta
- Jawa Barat
- Jawa Tengah
- D.I. Yogyakarta
- Jawa Timur
- Bali
- Nusa Tenggara Barat
- Nusa Tenggara Timur
- Kalimantan Utara
- Sulawesi Selatan
- Sulawesi Tenggara
- Papua Barat
- Papua
Sementara itu, wilayah-wilayah yang berpotensi hujan lebat untuk periode 27 - 30 Januari 2019, antara lain:
- Sumatera Selatan
- Bangka Belitung
- Bengkulu
- Lampung
- Banten
- DKI Jakarta
- Jawa Barat
- Jawa Tengah
- D.I. Yogyakarta
- Jawa Timur
- Bali
- Nusa Tenggara Barat
- Nusa Tenggara Timur
- Kalimantan Timur
- Kalimantan Utara
- Sulawesi Selatan
- Sulawesi Tengara
- Maluku
- Papua Barat
- Papua
Tidak hanya hujan lebat, nelayan dan masyarakat pesisir juga perlu mewaspadai potensi gelombang setinggi 2,5 hingga 4 meter yang diperkirakan terjadi di:
- Perairan Barat
- Pulau Simeulue
- Kepulauan Mentawai
- Perairan Pulau Enggano
- Lampung Barat
- Selat Sunda bagian selatan
- Perairan Banten selatan hingga Jawa Tengah
- Perairan Utara Kepulauan Anambas dan Laut Natuna
- Laut Jawa bagian tengah
- Laut Bali
- Perairan selatan Baubau
- Kepulauan Wakatobi
- Laut Banda bagian selatan
- Perairan Kepulauan Sermata
- Kepulauan Babar
- Laut Arafuru bagian Barat.
Selain itu, untuk potensi gelombang setinggi 4 hingga 6 meter diperkirakan akan terjadi di:
- Laut Cina Selatan
- Laut Natuna Utara
- Perairan Utara Kepulauan Natuna
- Laut Jawa Bagian Timur ningga Laut Sumbawa
- Selat Makassar bagian selatan
- Perairan Selatan Jawa Timur hingga Pulau Rote
- Selat Bali
- Selat Lombok
- Selat Alas bagian selatan
- Selatan Jawa Timur hingga NTT
- Perairan Utara Flores
- Perairan Kepulauan Sabalana
- Kepulauan Selayar
- Laut Flores
- Laut Sawu
- Laut Timor Selatan
Baca Juga : Bencana Alam Hingga Perpecahan Politik, Ancaman Terbesar yang Dihadapi Dunia di 2019
BMKG meminta masyarakat agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan dari curah hujan tinggi dan angin kencang yang akan terjadi pada akhir Januari 2019 ini.
Pantau selalu informasi dari BMKG serta instansi terkait untuk memastikan mitigasi bencana hidrometeorologi dapat dilakukan dengan baik.