Nationalgeographic.co.id - Sebuah penelitian menunjukkan bahwa rata-rata fokus manusia menurun dari 12 detik pada tahun 2000, menjadi 8 detik di 2015. Kita tak lagi bisa membaca buku dalam waktu yang lama.
Meskipun sudah memilih buku yang ingin dibaca, pada kenyataannya kita akan meletakannya kembali. Lalu, scrolling layar ponsel pintar hingga lupa tujuan awalnya untuk membaca buku.
Ini sangat disayangkan. Sebab, membaca buku memberikan kita banyak manfaat. Berikut enam di antaranya:
Meningkatkan kreativitas
Imajinasi tumbuh subur dari seni. Buku fiksi merupakan salah satu contoh seni yang menakjubkan karena memberikan kita ruang untuk berinterpretasi. Ibaratnya, buku fiksi bagaikan penunjuk arah dan kita yang menciptakan jalannya. Dengan kreativitas yang luas, kita akan menemukan ide-ide baru tanpa batas.
Baca Juga : Monika Karma, Pendekar Kemanusiaan dari Kampung Ayam
Menemukan ‘pahlawan’
Pada beberapa buku fiksi, ada protagonis yang melawan segala rintangan dan menjadi pahlawan untuk dirinya sendiri maupun orang lain. Fakta menunjukkan, cerita-cerita seperti itu membuat kita ikut merasakan pengalaman tokohnya. Sebagai hasilnya, karakter dalam buku fiksi memberikan kita keberanian untuk menjadi ‘pahlawan’ juga.
Menunjukkan emosi yang sebenarnya
Sebuah studi 2013 yang dipublikasikan pada jurnal Science, menunjukkan bahwa membaca fiksi dapat meningkatkan nilai partisipan dalam tes yang mengukur persepsi sosial dan empati. Ketika membaca cerita, kita dibebaskan dari penilaian kelompok sehingga bisa menunjukkan emosi yang sebenarnya.
Menemukan diri sendiri
Terkadang, emosi kita tertahan karena takut mendapat penghakiman dari orang lain saat menunjukkannya. Namun, ketika membaca, rantai tekanan sosial terlepas. Kita leluasa melihat cerita tersebut dari sudut pandang sendiri yang diyakini benar. Membaca buku fiksi bisa 'membebaskan' kita dan menemukan diri sendiri. Ini bermanfaat untuk membantu menentukan prioritas dalam mencapai tujuan.
Meningkatkan fokus
Sekarang ini, kita perlu super fokus untuk mencapai kesuksesan dalam berinovasi. Untuk meningkatkan fokus, kita perlu berlatih. Dan ini bisa dimulai dari membaca. Terutama fiksi sastra karena itu mengarahkan kita ke berbagai arah. Fiksi sastra melibatkan lebih banyak ide, prosa, dan emosi dari penulisnya dibanding cerita fiksi biasa.
Jika bisa belajar meningkatkan fokus ketika membaca sastra fiksi, maka produktivitas kita tidak akan terpaku oleh media sosial, chatting dan hal-hal negatif.
Baca Juga : Apa Dampak 'Shutdown' Pada Warga Indonesia yang Tinggal di Amerika?
Memberikan kedamaian diri
Membaca bisa memberikan ketenangan. Sebuah studi 2009 dari University of Sussex menunjukkan bahwa membaca buku selama enam menit bisa mengurangi tingkat stres hingga 68%. Bagian terbaiknya adalah, plot dalam cerita fiksi memungkinkan pikiran kita berkelana dan rileks.
“Membaca buku menjadi cara untuk melarikan diri dari kekhawatiran dan stres kegiatan sehari-hari. Kita mengembara pada dunia yang dibuat oleh penulis,” kata David Lewis, ahli saraf.
Orang-orang yang suka membaca juga diketahui bisa tidur lebih nyenyak, tingkat stres dan depresinya rendah, serta memiliki percaya diri yang tinggi.