“Peristiwa itu merupakan operasi militer yang bodoh sehingga menyebabkan dia tertangkap di hutan dekat Nanggulan dan dibantai dengan seluruh peleton infanterinya,” ungkapnya. Berdasar isi prasasti di makam Van Ingen, Carey memaparkan, “Dia pergi ke pertempuran bersama anjing Irish red setter-nya yang turut dikuburkan di samping makamnya.”
Baca Juga : Meninggal dengan Misterius di Usia 32 Tahun, Inikah Penyebab Kematian Alexander the Great?
Kendati demikian, budaya lisan warga Nanggulan meyakini gundukan tanah di samping makam sang kapten itu merupakan makam kuda tunggangannya. Tampaknya, catatan harian Errembault dan penjelasan Carey telah menyingkap misteri makam Kapten Van Ingen: Meluruskan anggapan bahwa Sang Kapten itu dikebumikan bersebelahan dengan anjing kesayangannya—bukan kuda. Simak “Kisah Tragis Sang Pangeran dan Gelora Perang Jawa” dalam majalah National Geographic edisi Agustus yang terbit pada 20 Juli 2014—tepat 189 tahun permulaan Perang Jawa. Untuk pertama kalinya, rupa tulisan tangan Pangeran Dipanagara dan peta pergerakan terakhir laskarnya di Yogyakarta selama Agustus 1829 ditampilkan dalam format majalah.