“Saya tidak melukis sesuatu supaya bisa dimengerti, tetapi saya berharap dapat menunjukkan seperti apa suasana saat itu.”
Gunung Tambora pernah memuntahkan material erupsi 55 juta ton berupa gas sulfur-dioksida sejauh 43 kilometer ke angkasa pada awal April 1815. Kemurkaannya melahirkan bencana gunung api terburuk sepanjang ingatan manusia—lebih mengerikan ketimbang letusan Vesuvius yang mengubur Kota Pompeii di Italia pada abad pertama. Erupsi dahsyat Gunung Tambora di Pulau Sumbawa inilah menjadi biangnya.
Baca Juga : Kasus Demam Berdarah Meningkat, Inilah 10 Provinsi dengan Kasus Tertinggi
Dampak letusan Tambora sungguh mahadahsyat dan mengglobal. Setahun setelah erupsi, Eropa dan juga Amerika bagian timur dilanda musim dingin yang berkepanjangan, dengan suhu dingin yang jauh lebih rendah ketimbang biasanya.
Zerefos mengakhiri paparannya dalam jurnal tersebut dengan mengutip pendapat salah satu pelukis sohor asal Inggris yang menggandrungi romantisme pemandangan, Joseph Mallord William Turner. “Saya tidak melukis sesuatu supaya bisa dimengerti, tetapi saya berharap dapat menunjukkan seperti apa suasana saat itu.”