Kisah Lansia Tiongkok Mencari Umur Panjang dengan Metode Tradisional

By Rahmad Azhar Hutomo, Minggu, 3 Februari 2019 | 12:30 WIB
Di Tiongkok, orang yang mencari umur panjang datang ke desa Bama untuk menghirup udara di dalam gua yang disebut Baimo, yang konon memiliki kekuatan penyembuhan. (LAM YIK FEI, NEW YORK TIMES/REDUX)

Nationalgeographic.co.id - Tiongkok ada di ambang pergeseran demografis. Pada dua dekade ke depan, ledakan kelahiran bayi 1960-an akan memasuki “jumlah lansia terbanyak dalam sejarah Tiongkok,” ungkap Yu Xie, sosiolog Princeton University.

Sementara pemerintah bersiap menghadapi peningkatan beban kerja pada sistem medis, anggota generasi tua ini—lebih terdidik dan gesit daripada generasi sebelumnya—memutuskan menangani kesehatannya sendiri.

“Mereka merasa tak bisa mengandalkan pemerintah,” kata Xie, sehingga “beralih ke metode tradisional.”

Seringkali hal ini berupa pengobatan alternatif, seperti akupunktur dan pengobatan herbal. Namun terkadang, metode ini membuat orang “mencari solusi mudah dan cepat.”

Baca Juga : Tiga Rahasia Umur Panjang

Semakin banyak orang yang meninggalkan kota berpolusi dan kemudian membawa penyakit mereka ke “desa umur panjang".

Bama, daerah otonom dengan banyak penduduk berusia di atas seratus tahun, menerima setidaknya dua juta pengunjung per tahun. Pasien kanker dan korban stroke pergi ke sana untuk menjalani perawatan alami.

Pedesaan Tiongkok merengkuh potensi finansial dari jenis ekowisata ini, ungkap ekonom Karen Eggleston dari Stanford. Namun, tanpa regulasi, populasi lansia ini mengalami risiko, “menjadikan mereka mangsa orang-orang yang mencari uang cepat,” ungkapnya.

Penulis: Nina Strochlic