Mengapa Kita Mengalami Cegukan dan Bagaimana Mengatasinya?

By Gita Laras Widyaningrum, Senin, 11 Februari 2019 | 14:30 WIB
Ilustrasi. (nicoletaionescu/Getty Images/iStockphoto)

Nationalgeographic.co.id – Cegukan biasa terjadi ketika kita makan terburu-buru atau menelan terlalu cepat. Ia menghilang dengan sendirinya dalam beberapa menit atau jam. Meski tidak berbahaya, cegukan bisa sangat menjengkelkan ketika terjadi.

Seperti yang dijelaskan melalui laman WebMD, mekanisme cegukan bermula dari diafragma, otot yang terletak di antara paru-paru dan perut. Ketika kita menghela napas, diafragma tertarik ke bawah, memungkinkan udara masuk ke paru-paru. Dan saat kita mengembuskan napas, ia menjadi lebih rileks sehingga udara keluar dari paru-paru dan tubuh melalui hidung dan mulut.

Ketika cegukan, iritasi menyebabkan diafragma menjadi kejang. Itu memaksa laring untuk berkontraksi yang pada akhirnya menutup glottis (pita suara). Akibatnya, muncul suara ‘hik’ yang khas.

Baca Juga : Inilah Enam Akibat Jika Terlalu Sering Mengonsumsi Makanan Berminyak

Pemicu utama cegukan, bagaimana pun juga, meliputi beberapa hal. Di antaranya stres, gugup, pengaruh beberapa obat, perubahan suhu udara dengan tiba-tiba, dan ketika kita menelan udara (baik karena mengunyah permen karet atau mengonsumsi minuman bersoda).

Tyler Cymet, kepala pendidikan medis di American Associastion of Colleges of Osteopathic Medicine yang telah mempelajari hal ini selama lima tahun, belum menemukan cara ‘ampuh’ untuk menyembuhkan cegukan.

“Saya rasa, tidak ada yang benar-benar bisa mencegahnya. Cegukan mulai dan berhenti dengan sendirinya,” kata Cymet.

Meski begitu, cara termudah mengatasi cegukan biasanya dengan menunggu, menahan napas, atau mengembuskan napas ke dalam kantung kertas. Ini dilakukan karena penumpukan CO2 di paru-paru setidaknya dapat menenangkan diafragma. Untuk cara-cara kuno seperti minum air sambil berdiri terbalik atau dikagetkan, belum terbukti secara ilmiah.

Baca Juga : Beberapa Profesi Ini Memiliki Dampak Stres Tinggi, Bagaimana dengan Profesi Anda?

Apabila Anda mengalami cegukan selama lebih dari 48 jam, sebaiknya temui dokter. Meskipun biasanya cegukan tidak berbahaya, tapi jika berlangsung lama, bisa jadi itu merupakan tanda penyakit serius. Misalnya seperti meningitis, stroke, cedera otak traumatis, atau tumor.

Ada juga yang disebut sebagai cegukan kronik, penyakit yang jarang didengar tapi sangat mengerikan. Kita akan mengalami cegukan selama berminggu-minggu atau bertahun-tahun tanpa henti.

Kasus terparah yang pernah tercatat adalah Charles Osborne yang mengalami cegukan selama 68 tahun. Bermula pada 1922 ketika dia sedang menimbang babi dan berhenti pada 1990 sebelum ia meninggal setahun kemudian.