Pembangunan New Yogyakarta International Airport Capai 53 Persen

By Gregorius Bhisma Adinaya, Selasa, 12 Februari 2019 | 13:57 WIB
Pembangunan New Yogyakarta International Airport. (Dok. Angkasa Pura I)

Nationalgeographic.co.id - Pembangungan Bandara Internasional Yogyakarta (New Yogyakarta International Airport/NYIA) yang dimulai tujuh bulan lalu telah mencapai 53 persen.

Bandara yang terletak di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta ini direncanakan akan beroperasi pada bulan April 2019 dengan fasilitas sisi udara (airside) dan sisi daratan (landside) yang sudah rampung sepenunya.

NYIA sendiri memiliki berbagai fasilitas seperti landas pacu seluas 3.250 x 45 meter, rapid taxiway 1, holding bay 1, paralel taxiway, exit taxiway, dan apron sebagai airside. Dan gedung terminal—seluas 12 ribu meter persegi, gedung PKP-PK, kargo dan EMPU, masjid, Main Power House (MPH), dan gedung administrasi sebagai landside.

Baca Juga : Ilmuwan Berencana Membangun Stasiun Luar Angkasa di Asteroid

Bandara ini menjadi salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang diamanatkan oleh Pemerintah RI kepada Angkasa Pura I. Pembangunannya memang dianggap mendesak, mengingat Bandara Adisutjipto yang ada saat ini sudah dalam kondisi lack of capacity.“Kami optimistis dapat menyelesaikan proyek pembangunan salah satu bandara terbesar di Indonesia ini sesuai jadwal yang telah tetapkan," ucap Direktur Utama Angkasa Pura I, Faik Fahmi.

Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (DJPU) Kementerian Perhubungan RI pada minggu kedua Maret dijadwalkan akan melakukan proses verifikasi. Saat itu, menurut Faik Fahmi, pembangunan NYIA sudah mencapai 50 persen.Pada bulan Desember 2019 nanti, pembangunan NYIA akan selesai seutuhnya untuk pembangunan fase 1. NYIA akan memiliki terminal seluas 210 ribu meter persegi dengan kapasitas 14 juta penumpang per tahun, 9 kali lipat dari kapasitas Bandara Adisutjipto. “NYIA akan menjadi bandara terbesar ketiga di Indonesia setelah Bandara Soekarno-Hatta di Banten dan Bandara I Gusti Ngurah Rai di Bali. Kehadiran NYIA diharapkan akan mampu meningkatkan kunjungan wisatawan ke Yogyakarta serta memiliki multiplier effect yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi, perdagangan, dan logistik di Yogyakarta dan sekitarnya,” tambah Faik.

Mitigasi bencana

Posisi bandara yang dekat dengan laut menjadi pertanyaan banyak orang. Bukan tanpa alasan, kejadian tsunami yang terjadi beberapa waktu lalu di Banten membuka mata kita akan bahayanya bencana tersebut.Angkasa Pura I sebagai pemrakarsa proyek NYIA juga telah memerhatikan sisi mitigasi potensi bencana di wilayah pantai selatan Yogyakarta.

Landasan pacu NYIA dibangun pada ketinggian 7,8 meter di atas permukaan laut (mdpl) dan berjarak satu kilometer dari pantai. Sementara itu apron berada 8 mdpl dan terminal pada ketinggian 9 mdpl. Bangunan terminal juga telah dirancang untuk tahan terhadap ancaman gempa bumi hingga 8,8 skala richter, yakni gempa megathrust yang banyak dibicarakan.

Baca Juga : Awal Kisah Kehadiran Sumpit yang Kini Menjadi Ikon Kuliner AsiaMenurut Faik, NYIA merupakan wujud komitmen Angkasa Pura I dalam mendukung pengembangan konektivitas udara dan pendorong pengembangan wilayah. Bagi pengguna jasa, keberadaan NYIA akan meningkatkan level of service dalam aspek pelayanan, dengan tetap mengedepankan aspek keselamatan dan keamanan.

“Harapannya, Daerah Istimewa Yogyakarta akan menjadi semakin istimewa dengan hadirnya NYIA,” tutup Faik.