Baru Muncul 4 Tahun Lalu, Ekosistem Pulau Ini Kejutkan Para Ilmuwan

By Gita Laras Widyaningrum, Sabtu, 16 Februari 2019 | 08:30 WIB
Pulau Hunga Tonga yang terbentuk akibat erupsi gunung berapi. (Dan Slayback/NASA)

Nationalgeographic.co.id - Pada hari-hari terakhir di tahun 2014, gumpalan awan panas mengarah ke langit hingga setinggi sembilan kilomter di atas Pasifik Selatan. Beberapa minggu setelahnya, satelit melihat bahwa hasil letusan gunung bawah laut tersebut telah melahirkan pulau di antara dua pulau yang lebih tua di Kerajaan Tonga. Oleh penduduk setempat, pulau baru ini disebut Hunga Tonga-Hunga Ha’apai.

Baru-baru ini, para ilmuwan dari Sea Education Association dan NASA, melangkahkan kakinya di pulau tersebut. Mereka sangat senang melihat massa tanah vulkanik hitam sudah memiliki ekosistem yang berkembang. Bahkan, dikelilingi dengan vegetasi bunga berwarna merah muda dan sarang burung.

“Kami seperti anak-anak kecil yang bersemangat saat melihatnya,” ujar Dr Dan Slayback, salah satu peneliti di NASA.

Baca Juga : ‘Black Panther’ Langka Ditemukan di Afrika Pertama Kalinya Sejak 100 Tahun

Beberapa pulau baru yang lahir dari erupsi gunung berapi, biasanya hanya bertahan beberapa bulan sebelum jatuh kembali ke laut. Melihat hal tersebut, peneliti mengira, hal yang sama akan terjadi pada Hunga Tonga, tapi ternyata pulau tersebut masih ada hingga sekarang.

Slayback bersama timnya mengumpulkan sejumlah sampel batuan untuk menganalisis mineral agar mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai geologi Hunga Tonga, juga bagaimana itu dapat terpengaruh erosi gelombang Pasifik di masa depan.

Pulau ini pun diharapkan bisa memberikan wawasan baru tentang bagaimana kekuatan geologis berhasil membentuk massa daratan, bahkan mungkin memberikan petunjuk mengenai sejarah batuan di Mars.

“Pulau ini dipenuhi dengan kerikil hitam, saya tidak akan menyebutnya sebagai pasir karena ukurannya seperti kacang polong. Membuat kita harus memakai sandal atau sepatu karena cukup menyakitkan jika langsung terinjak kaki telanjang,” papar Slayback.

Baca Juga : Urban Jungle, Ketika Perkotaan Menjadi Rumah Baru Bagi Binatang

Sejak kelahiran Hunga Tonga, pencitraan satelit telah digunakan untuk melacak ukuran dan pergeseran bentuknya. Kehadiran mereka di daratan mengungkapkan tingkat erosi di pulau tersebut. Terdapat parit-parit dalam yang tercipta akibat curah hujan.

Data yang didapat dari kunjungan singkat itu akan digunakan ilmuwan untuk membuat penampakan 3D pulau. Mencoba memahami proses apa yang memungkinkannya tetap bertahan di tengah hantaman gelombang.