Rawan Bencana, BNPB akan Pasang Papan Informasi di Sepanjang Sesar Lembang

By Gregorius Bhisma Adinaya, Minggu, 3 Maret 2019 | 07:00 WIB
Getaran gempa yang tidak teredam dapat mematahkan struktur bangunan. (Francesco Scatena/Getty Images/iStockphoto)

Nationalgeographic.co.id - Indonesia sebagai negeri dengan jumlah gunung berapi yang banyak, dan berada di antara lempeng besar Bumi, seharusnya memang diimbangi dengan bekal informasi yang kaya bagi setiap warganya. Terutama bagi mereka yang hidup di daerah rawan bencana.

Hal ini mungkin yang menjadi latar belakang Badan Nasional Penaggulangan Bencana (BNPB) dalam melakukan program peletakan papan informasi di sepanjang patahan Lembang.

Baca Juga : Peristiwa Langit Maret 2019, Planet Sejajar dengan Matahari Hingga Ekuinoks

Melansir Kompas.com, Jumat (1/3/2019), Wisnu Widjaja, Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB menjelaskan bahwa papan informasi ini bertujuan sebagai media edukasi masyarakat agar mereka mengetahui area mana saja yang rawan akan tanah longsor, patahan, dan sebagainya.

"Patahan Lembang itu kan cukup besar, sekitar 30 kilometer panjangnya. Masa periode ulangnya sekitar 170-670 tahun. Sekarang yang terakhir sudah 500 tahun yang lalu. Sekarang yang kami lakukan adalah bagaimana memberikan informasi ini langsung ke masyarakat," ucap Wisnu, Kamis (27/2/2019), melansir dari Kompas.com.

Patahan Lembang terbentang memanjang melewati Kecamatan Ngamprah, Cisarua, Parongpong, Lembang, Batu Loceng, hingga Padalarang. Jalur inilah yang kemudian akan dilengkapi dengan papan informasi, dan dimulai pada pertengahan tahun 2019.

Masih menurut Wisnu, kesan ketidakpedulian masyarakat terhadap hal ini mungkin muncul karena ketidakpahaman masyarakat, yang mungkin saja dampak dari kurangnya informasi terkait.

Baca Juga : Kerangka Orang-orang Yahudi Korban Kekejaman Nazi Ditemukan di Belarus

Lebih lanjut, Wisnu juga menjelaskan bahwa BNPB juga akan menggunakan aplikasi Inarisk sebagai media penyampaian informasi. Aplikasi ini pun nantinya akan memudahkan masyarakat dalam mencari informasi terkait area rawan bencana.

"Nanti kami terjemahkan ke masyarakat agar mereka paham. Kalau terjadi gempa misalnya, aplikasi itu akan memberi tahu titik pusat gempanya. Setelah mereka paham, ya mau tidak mau harus pindah," ucap Wisnu lebih lanjut.