Nationalgeographic.co.id - Vape atau rokok elektrik memang tidak meninggalkan sampah seperti puntung rokok. Bau asap yang dihasilkan juga tidak terlalu menusuk seperti rokok tembakau.
Melihat hal ini, banyak yang menganggap vape lebih sehat ketimbang rokok tembakau. Benarkah?
Baca Juga : Terlalu Banyak Turis Berdampak pada Lingkungan? Bagaimana Solusinya?
Dilansir dari Hellosehat.com, seorang peneliti di Jepang menemukan fakta bahwa dalam satu rokok elektrik, ditemukan 10 kali lipat karsinogen dibandingkan rokok tembakau. Karsinogen pada rokok merupakan zat yang dapat menyebabkan kanker.
Sama bahayanya dengan asap rokok, uap dari rokok elektrik yang terhirup dapat menyebabkan batuk, asma, dan sesak napas. Karena rokok tembakau dan vape sama-sama mengandung nikotin, maka sudah pasti vape mampu menimbulkan penyakit paru-paru.
Selain itu, pengguna vape lebih mudah terpapar nikotin karena semakin besar tegangan dalam tabung vape maka semakin banyak pula nikotin yang dihasilkan. Hal ini tidak menutup kemungkinan pengguna rokok elektrik akhirnya mengalami kecanduan.
Baca Juga : Kalahkan Italia dan Jepang, Spanyol Jadi Negara Paling Sehat di Dunia
Sebuah penelitian dari Universitas North Carolina di Amerika juga menemukan bahwa beberapa cairan rasa dalam vape berpengaruh buruk pada sel paru-paru. Sejauh ini, rasa yang terbukti berpengaruh adalah kayu manis, pisang, kola, vanila, dan mentol.
Ketika cairan dengan rasa tadi dikonsumsi terutama dengan dosis tinggi, maka itu dapat membunuh sel paru-paru dan sel tersebut tidak akan dapat diproduksi ulang oleh tubuh.