Kenali Perempuan Eropa Pertama yang Melancongi Hindia Belanda

By Mahandis Yoanata Thamrin, Jumat, 5 April 2019 | 07:49 WIB
Ida Pfeiffer (1797-1858), putri dari produsen kapas Austria yang kaya, terkenal karena perjalanannya di seluruh dunia dan seorang penulis buku perjalanan. Buku-buku itu diterjemahkan ke dalam tujuh bahasa. (steemit.com)

Ida Pfieffer telah ditahbiskan sebagai perempuan Eropa pertama yang seorang diri yang mengitari jagad.

Perjalanan itu tampaknya menarik perhatian penerbit di Wina. Sebuah buku pertamanya terbit dalam dua volume, Reise einer Wienerin in das Heilige Land (Perjalanan Seorang Perempuan Wina ke Tanah Suci) pada 1844. Dari pendapatan royalti buku, Ida dapat melanjutkan petualangannya menjelajahi Islandia dan Skandinavia pada tahun berikutnya. Cerita perjalanannya tentang dua kawasan itu muncul pada 1846, Reise nach dem skandinavischen Norden und der Insel Island im Jahre 1845. Kemudian, perjalanannya untuk mengelilingi dunia pun dimulai. Hampir selama dua tahun, dia berkelana ke  Brasilia, Chili, Tahiti, kemudian menyeberang ke Tiongkok, Singapura, Hindustan, Irak, Persia, dan Asia Minor.

Meskipun bukan seorang ilmuwan, selama perjalanan Ida Pfieffer selalu mencari spesimen satwa, puspa, mineral, dan sesuatu yang berkaitan dengan etnografi. ()

“Mereka mungkin harus menanggung penderitaan dan penindasan, tetapi pasti tidak ada yang lebih buruk daripada di bawah serakahnya orang Eropa.”

Mary Somers Heidhues, ahli sejarah politik dari University of Göttingen, menyingkap kiprah pelancong ini dalam Woman on the Road : Ida Pfeiffer in the Indies, terbit di jurnal Archipel pada 2004. Menurutnya, di Hindia Belanda, buku catatan perjalanan Ida ke Sumatra tampaknya pertama kali diterbitkan pada 1877 dalam aksara Jawa, dan aksara Latin pada tahun berikutnya. Kisah perjalanannya di Kalimantan tampaknya yang paling menarik karena sampai dicetak ulang hingga lima kali, selama 1880-an hingga 1906. Bahkan, Heidhues juga mengungkapkan, seorang penjelajah Borneo menemukan bahwa buku perjalanan Ida Pfieffer dalam bahasa Melayu telah menjadi salah satu buku bacaan anak-anak sekolah pada akhir 1940-an.