Anak-anak yang Sering Menghabiskan Waktu di Alam Memiliki Kesehatan Mental Lebih Baik

By Gita Laras Widyaningrum, Kamis, 23 Mei 2019 | 12:00 WIB
Bermain di alam terbuka. (undefined undefined/Getty Images/iStockphoto)

Nationalgeographic.co.id – Menurut sebuah studi yang dipublikasikan pada International Journal of Enviromental Health Research, anak-anak yang terbiasa menghabiskan waktu di alam memiliki kesehatan mental yang lebih baik. Temuan ini pun membuat peneliti semakin menyerukan perubahan tata kota untuk generasi mendatang.

Ada banyak manfaat kesehatan yang didapat jika menghabiskan waktu di luar ruangan. Namun, belum ada studi yang membahas bagaimana pengaruhnya pada anak-anak saat mereka dewasa.

Baca Juga: Ustaz Arifin Ilham Meninggal Dunia, Kenali Gejala Kanker Nasofaring yang Dideritanya

Untuk menguji hal tersebut, para peneliti melakukan survei kepada 3.585 orang dewasa berusia 18-75 tahun di empat kota berbeda di Eropa. Mereka diminta menjawab pertanyaan terkait seberapa sering mengunjungi ruang terbuka saat masih anak-anak dan dewasa.

Para partisipan juga diberikan tes psikologi untuk menentukan status kesehatan mental mereka dalam beberapa bulan terakhir.

Hasilnya menunjukkan, orang dewasa dengan tingkat paparan alam yang rendah ketika masih kecil, memiliki masalah kesehatan mental cukup buruk. Ini berbanding terbalik dengan anak-anak yang sering menghabiskan waktu di alam.

Menurut para peneliti, hasil studi mereka tersebut menyoroti pentingnya eksposur ruang terbuka di masa kanak-kanak. Sebab, itu berkaitan dengan pengembangan apresiasi terhadap alam serta kondisi psikologis yang lebih sehat di masa depan.

Hal ini sangat relevan mengingat hampir 3/4 orang Eropa saat ini tinggal di perkotaan dengan akses ruang hijau yang sedikit. Angka ini diperkirakan akan meningkat hingga 80% dalam tiga dekade mendatang.

“Banyak anak-anak di Eropa menerapkan gaya hidup dalam ruangan. Jadi, sangat penting untuk membuat lingkungan alam menjadi menarik dan aman bagi mereka untuk bermain,” kata Mark Nieuwenhuijsen, pemimpin penelitian sekaligus Director ISGlobal's Urban Planning, Environment and Health Initiative.

“Kami menyerukan pembuat kebijakan untuk meningkatkan ketersediaan ruang terbuka dan halaman hijau bagi anak-anak,” tambahnya.

Kesehatan mental sendiri terbukti dipengaruhi secara negatif oleh lingkungan perkotaan akibat kebisingan, keramaian, dan kurangnya ruang hijau. Dan anak-anak dengan gaya hidup sedentari cenderung memiliki kualitas hidup dan kesehatan fisik yang lebih rendah.

Baca Juga: Penelitian: Makan Cabai Bisa Menghambat Penyebaran Kanker Paru

Para peneliti mengatakan, studi lebih lanjut diperlukan untuk mengonfirmasi temuan mereka. Juga untuk memahami manfaat jangka panjang dari alam.

Selain itu, informasi dari anggota keluarga, termasuk kegiatan di luar ruangan, situasi perumahan, dan sejarah kesehatan mental, akan digunakan untuk memperkuat penelitian.