Kata Ahli Jadi Fenomena Biasa, Wisatawan Berlomba Abadikan Embun Beku di Bromo dan Semeru

By , Selasa, 25 Juni 2019 | 18:27 WIB
FenomenaFrost atau Embun Beku di Bromo (iNews)
 
Nationalgeographic.co.id - Desakan aliran udara kering dan dingin dari Australia ini menyebabkan kondisi udara yang relatif lebih dingin, terutama pada malam hari, dan dapat dirasakan lebih signifikan di wilayah dataran tinggi atau pegunungan di Jawa hingga Nusa Tenggara Timur.
 
Suhu dingin yang menyebabkan terjadinya embun beku di wilayah dataran tinggi Dieng, Jawa Tengah merupakan fenomena yang lazim di musim kemarau. Kondisi itu dipicu adanya aliran massa udara dingin dan kering dari Australia.
 
Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) R Mulyono Prabowo di Jakarta, Selasa (25/7) mengatakan, secara klimatologis, monsun dingin Australia aktif pada periode bulan Juni-Juni-Agustus, yang umumnya merupakan periode puncak musim kemarau di wilayah Indonesia selatan ekuator.
 
Baca Juga: Anomali Cuaca Ekstrem, Berikut Penjelasan BMKG Terkait Embun Es di Dieng
 
Dibalik Keindahan Fenomena Frost Atau Embun Beku di Gunung Bromo, Ada Bahaya yang Mengintai (Regional Kompas.com)
 
Kepala Sub Bagian Data Evaluasi Pelaporan dan Humas pada Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Sarif Hidayat mengatakan, embun beku itu menarik perhatian pengunjung.
 
Fenomena frost atau embun beku di kawasan Gunung Bromo dan Semeru masih berlangsung.

Embun yang membentuk es itu masih dijumpai di Ranupani, Cemoro Lawang dan Penanjakan.

Baca Juga: Air Terjun Niagara Membeku, Suhu Ekstrem Menjadi Penyebabnya

Sejumlah pengunjung banyak yang tertarik untuk mengabadikan fenomena tersebut. "Beberapa wisatawan memang tertarik dengan fenomena frost karena momen langka atau eksotik. Jadi diabadikan dengan selfie atau video," katanya, Selasa (25/6/2019).

Karena itu, Sarif mengatakan adanya embun beku itu menyumbang pada peningkatan jumlah kunjungan wisata. Dikatakannya, pada Bulan Mei jumlah kunjungan ke Bromo dan Semeru sebanyak 53.868 orang. Terdiri dari 52.120 orang wisatawan nusantara dan 1.748 orang wisatawan mancanegara.

Sedangkan, data sementara pada Bulan Juni hingga Senin tanggal 24, jumlah kunjungan sudah mencapai sekitar 83.000 untuk wisatawan nusantara dan sekitar 1.100 untuk wisatawan mancanegara.

"Kalau ada kaitan tidaknya dengan naiknya kunjungan, saya kira mungkin juga ada pengaruhnya. Selain juga karena musim liburan," katanya.

Baca Juga: Mengenal Teknologi Terbaru yang Mampu Membunuh 99% Kuman di Udara, Seperti Apa?

Embun beku di kawasan Gunung Bromo dan Semeru pertama kali ditemukan di Ranupani pada 16 Juni. Suhu di kawasan itu mencapai rata-rata 2 hingga 8 derajat celsius.

Lalu pada 17 Juni, embun beku juga ditemukan di Cemoro Lawang. Suhu di kawasan itu berkisar pada 10 hingga 12 derajat celsius pada siang hari. Pada 18 Juni, embun beku juga ditemukan di Penanjakan.

Suhu di Penanjakan mencapai 5 hingga 10 derajat celsius. Jika malam hari, suhu di puncak bukit yang biasanya dijadikan tempat melihat matahari terbit itu menyentuh 0 derajat celsius.