Nationalgeographic.co.id – Para ilmuwan telah mempresentasikan hasil penelitian terbaru yang menunjukkan bahwa bayi manusia bisa dikandung di luar angkasa.
Dalam sebuah eksperimen yang dipimpin oleh Montserrat Boada, seorang ahli embriologi di Dexeus Women’s Health, Barcelona, Spanyol, para ilmuwan membekukan sepuluh sampel sperma manusia dalam kondisi mikrogravitasi untuk melihat apakah itu dapat bertahan hidup di luar angkasa.
Baca Juga: Sejarah Selfie Astronaut di Luar Angkasa, Dilakukan Sejak 1960-an
Tim menguji sampel tersebut pada pesawat aerobatik yang menstimulasi mikrogravitasi dalam ledakan singkat sebanyak 20 kali. Dalam setiap ledakan, sampel terpapar pada kondisi yang mirip dengan luar angkasa selama delapan detik.
Hasil yang dipresentasikan pada acara tahunan European Society of Human Reproduction and Embryology di Wina, Austria, ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara tingkat konsentrasi, motilitas, dan fragmentasi DNA, pada sperma di luar angkasa dan Bumi.
Serangkaian tes lanjutan, yang kali ini melibatkan sperma tidak beku, juga menunjukkan hasil serupa.
Baca Juga: Mengenal Sally Ride, Astronaut Perempuan AS Pertama yang Pergi ke Luar Angkasa
Penemuan tersebut juga mengungkapkan bahwa mikrogravitasi tidak seperti radiasi yang memengaruhi sperma secara negatif. Dengan kata lain, ia mungkin tidak berdampak pada kesuburan pria dalam waktu singkat.
“Saya membayangkan kita bisa menyimpan gamet dan embrio di luar Bumi. Itu sangat penting,” kata Boada. Ia menambahkan, di masa depan, manusia mungkin bisa melakukan reproduksi di luar angkasa.
Boada berharap dapat melakukan percobaan serupa di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Namun, ia mengatakan, akses ke sana masih sangat terbatas sehingga percobaan masih dilakukan di Bumi.