Sampel Kotoran Kuno Ungkap Tubuh Penduduk Pompeii Inggris Dipenuhi Cacing Pemakan Ginjal

By Gita Laras Widyaningrum, Selasa, 20 Agustus 2019 | 14:05 WIB
Situs Must Farm. (D Webb/Cambridge Archaeological Unit)

Nationalgeographic.co.id - Dilihat dari tumpukan kotoran kuno yang baru ditemukan di tanah berawa di Inggris, tak heran jika kita mengira  bahwa Zaman Perunggu merupakan masa yang sangat melelahkan untuk hidup: penuh dengan makanan buruk, sakit perut berkepanjangan, hingga ginjal yang hancur. 

Survei arkeologi terbaru menunjukkan bahwa fosil kotoran yang ditemukan tersebut dipenuhi dengan telur-telur kecil. Hasil ini dengan jelas menyatakan bahwa tubuh warga yang tinggal di sana menjadi 'rumah' bagi berbagai spesies parasit jahat, termasuk 'cacing ginjal raksasa' yang bisa tumbuh hingga satu meter. 

Proses penggalian baru-baru ini dilakukan di Must Farm oleh para arkeolog dari University of Cambridge. Must Farm sendiri merupakan permukiman berusia 3.000 tahun yang berada di pinggiran Peterborough, Inggris.

Area penduduk seluas 1.100 meter persegi ini hancur akibat kebakaran besar 3.000 tahun lalu yang membuat rumah-rumah kayu hancur ke sungai. Melihat kualitas peninggalan dan skala situsnya, Must Farm kemudian disebut-sebut sebagai "Pompeii Inggris". 

Baca Juga: Ahli Forensik Merekonstruksi Wajah Wanita Druid Kuno Berusia 2.000 Tahun

Dipublikasikan pada jurnal Parasitology, para peneliti mengumpulkan dan menganalisis 'coprolit' manusia atau fosil feses yang tertinggal di tanah yang tergenang air. Mereka kemudian menggunakan mikroskop dan menemukan telur parasit: bukti jelas dari cacing pita ikan, cacing ginjal raksasa, cacing cambuk babi, dan anjing Capillaria. 

Telur cacing yang ditemukan pada kotoran kuno di Pompeii Inggris. (M Ledge/Department of Archaeology Cambridge University)

"Kami telah menemukan bukti cacing pita, cacing Echinostoma, dan cacing ginjal raksasa tertua di Inggris," kata Dr Piers Mitchell, pemimpin penelitian dari Department of Archaeology, University of Cambridge. 

"Parasit-parasit ini tersebar akibat makan hewan air mentah seperti ikan, amfibi, dan moluska," imbuhnya. 

Baca Juga: Manusia Sudah Mengonsumsi Ganja Sejak 2500 Tahun Lalu, Ini Buktinya

Cacing ginjal raksasa merupakan parasit yang sangat tidak menyenangkan. Betinanya bisa tumbuh hingga satu meter, membuat mereka menjadi parasit nematoda terbesar yang menginfeksi manusia. Setelah termakan oleh inangnya, larva cacing ini akan bermigrasi melalui dinding usus ke hati, hingga menetap di ginjal. 

Karena kurangnya kebersihan, parasit menjadi hal lumrah pada sebagian besar sejarah pramodern. Meski dampaknya buruk bagi mereka yang terinfeksi, tapi penemuan parasit kuno pada akhirnya membantu ilmuwan memahami pola makan, gaya hidup, dan lingkungan orang-orang di masa itu.