Ma’Nene Toraja, Ritual Mayat Ratusan Tahun Berganti Pakaian

By Celine Veronica, Senin, 9 September 2019 | 10:32 WIB
Ritual Ma'nene di Toraja. (Thaib Chaidar/National Geographic Traveler)

Nationalgeographic.co.id – Daya tarik Indonesia tidak hanya dari keindahan alamnya saja, keragaman budaya Nusantara juga menjadi daya tarik wisatawan datang ke Indonesia. Ketika menyambangi Sulawesi Selatan, wilayah Tana Toraja menjadi destinasi wajib yang harus dikunjungi.

Tana Toraja dikenal memiliki berbagai macam warisan budaya yang sangat kaya dan memiliki keunikan sendiri. Di Kabupaten Toraja Utara ini terdapat tradisi unik yang perlu diketahui. Tradisi tersebut bernama Ma’Nene, begitulah nama ritual itu dikenal. Memang tidak seterkenal Upacara Rambu Solo yang diselenggarakan secara merah dan menghabiskan dana yang cukup besar.

Ma’Nene merupakan kegiatan membersihkan jasad para leluhur yang sudah ratusan tahun meninggal dunia. Walaupun sudah tidak banyak yang melakukan ritual ini, tapi di beberapa daerah seperti Desa Pangala dan Baruppu masih melaksanakannya rutin setiap tahun.

Prosesi adat ini diawali dengan berkunjungnya keluarga ke lokasi pemakaman leluhur yang dinamakan Patane untuk mengambil jasad anggota keluarga yang telah meninggal. Jasad yang tersimpan disana bisa mencapai ratusan tahun, karena diberi pengawet.

Selanjutnya, setelah jasad tersebut dikeluarkan dari kuburan, jasad tersebut dibersihkan. Pakaian yang digunakan jasad tersebut digantikan dengan menggunakan kain atau pakaian baru. Untuk jasad pria akan dipakaikan setelah jas lengkap mulai dari dari sampai kacamata, sedangkan untuk jasad wanita akan dikenakan gaun pengantin.

Setelah pakaian baru terpasang, jasad tersebut dibungkus dan dimasukan kembali ke Patane. Prosesi selanjutnya, acara di tutup dengan Sissemba. Itu adalah momen untuk bersilaturahmi antara keluarga di wilayah tersebut, yang dilakukan setelah makan bersama. Makanan yang dihidangkan pun tidak boleh sembarangan disajikan, karena harus berasal dari sumbangan setiap keluarga leluhur. Biasanya ritual Ma’Nene dilakukan serempak dengan anggota keluarga atau bahkan atau satu desa.

Untuk waktu penyelenggaraannya, Ma’Nene digelar tiga tahun sekali. Ini bertujuan untuk sanak saudara yang merantau bisa mengatur jadwalnya untk mengunjungi orang tuanya.

Ritual Ma’Nene tidak hanya sekedar ritual memandikan Jasad dan memakaikannya dengan pakaian baru. Ritual ini memiliki makna lebih, yakni mencerminkan berapa pentingnya hubungan antar anggota keluarga bagi masyarakat Toraja, terlebih bagi sanak saudara yang telah terlebih dahulu meninggal dunia.