Mengurangi Mikroplastik dengan Teknologi Magnet Pegas Kecil

By Celine Veronica, Selasa, 24 September 2019 | 15:35 WIB
Ilustrasi Magnet Pegas Kecil (rawpixel.com/Pexels)

Nationalgeographic.co.id – Mikroplastik adalah serpihan plastik yang lebih kecil dari 5 milimeter yang sangat tersebar dimana-mana dan dapat ditemukan dalam air minum, salju Kutub Utara, dan bagian terdalam samudera.

Saat plastik rusak, ukuran yang sangat kecil membuat mikroplastik sulit untuk dikeluarkan dari air. Akan tetapi peneliti teknik kimia di University of Adelaide di Australia sedang menguji metode baru yang dapat mengurai mikroplastik secra aman dengan menggunakan magnet kecil berbentuk pegas.

“Dengan menggunakan teknologi ini, kami dapat menguraikan plastik sepenuhnya menjadi karbon dioksida dan air,” ujar Xiaoguang Duan, seorang peneliti penelitian teknik kimia di University of Adelaide di Australia dan salah satu penulis makalah jurnal Matter, dilansir dari Fastcompany.com.

Menurutnya, proses ini menggunakan nanotube karbon yang akan dicampur dengan nitrogen yang menghasilkan bahan kimia reaktif yang disebut radikal bebas, dimana dapat memicu pecahnya molekul plastik.

Di laboratorium, peneliti mengujinya menggunakan manik-manik mikroplastik yang digunakan dalam scrub, pasta gigi, dan beberapa produk lainnya. Selama delapan jam melakukan uji coba, sebagian besar ikroplastik tersebut berubah menjadi senyawa yang tidak membahayakan.

Nanotube dirancang dalam bentuk spiral yang membantu mikroplastik tetap stabil dalam prosesnya. Logam dibangun ke dalam tabung memungkinkannya untuk menggunakan magnet kecil yang dapat menghapus nanotube dari air ketika proses mengurai mikroplastik selesai dan untuk digunakannya kembali.

Dalam penelitin tersebut para peneliti juga menguji apakah proses tersebut menciptakan bahan beracun.

“ternyata produk degradasi mikroplastik benar-benar tidak berbahaya, dan mereka juga dapat digunakan sebagai sumber karbon untuk pertumbuhan alga,” ujar Duan.

Duan menambahkan, mikroplastik sepenuhnya ditransformasikan menjadi karbon dioksida atau zat berbahaya lainnya, dan mereka tidak akan menyebabkan efek buruk atau toksik bagi mikroorganisme atau ikan atau hewan lain di dalam air.

Adanya teknologi baru ini masih dalam tahap pembuktian konsep di laboratorium. Sejauh ini, para ilmuwan hanya membuktikan bahwa ia bekerja hanya dengan manik-manik mikroplastik, bukan bentuk mikroplastik lain, seperti pecahan botol air plastik.

Tetapi menurut para peneliti da tanda-tanda awal bahwa teknologi tersebut dapat digunakan lebih luas lagi. Peneliti sudah melakukan beberapa percobaan pendahuluan, dan menemukan bahwa teknologinya masih berguna ika menggunakan jenis mikroplastik lainnya.

Adanya kemajuan penelitian, tim berencana unutk terus meningkatkan efisiensi teknologi dan menguji toksisitas. Dimana teknologi tersebut diharapkan dapat digunakan di pabrik pengolahan air limbah.