Garlic 2.0, Hasil Ilmuwan Cina Kloning Kucing Yang Sudah Mati

By Celine Veronica, Rabu, 18 September 2019 | 14:01 WIB
Pertama di dunia, tim ilmuwan China berhasil mengkloning kucing. (Lutfi Fauziah)

Nationalgeographic.co.id – Pada akhir tahun lalu, hati Huang Yu hancur ketika mengetahui kucing jenis British Shorthair bernama Garlic miliknya mati di usia 2,5 tahun. Untuk mengembalikan kucingnya, ia pun memutuskan untuk mmebuat kloning kucingnya.

Dengan bantuan Cue Sinogene, perusahaan kloning hewan peliharaan yang berada di Beijing, Cina. Perusahaan ini sudah berhasil mengkloning lebih dari 40 anjing peliharaan, termasuk anak anjing polisi pertama di dunia.

Untuk mewujudkan keinginan Huang Yu perusahaan Cue Sinogene menggunakan teknik kloning sel somatik spesies hewan. Teknologi ini merupakan sangat baru dan terdapat tantang sendiri untuk mengkloning kucing.

“Karakteristik reproduksi dan fisiologis kucing berbeda dari kebanyakan hewan. Karena kucing bukanlah hewan yang mengalami ovulasi spontan, mereka adalah salah satu dari sedikit hewaan yang merangsang ovulasi,” pungkas dokter hewan Shi Zhensheng dilansir dari IFL Science, Jumat (06/09/2019).

“Siklus reproduksi mereka istimewa dan teknik kloning sulit. Operasi ini rumit. Budidaya ucing kloning yang sukses ini adalah salah satu dari sedikit kasus sukses di dunia, menandai langkah besar Cina dalam bidang kloning,” tambahnya.

Setelah hampir setahun, para ilmuwan berhasil memindahan embrio ke kucing pengganti yang sedang hamil selama 66 hari. Kemudian, pada 21 Juli 2019 Garlic 2.0 lahir melalui kelahiran normal dan genetik seluruhnya berasal dari somatik yang sudah mati.

AFP melaporkan, untuk mengkloning Garlic 2.0 ini Huang Yu harus mengeluarkan lebih dari Rp 491 miliar. Namun bagi Yu, hal itu pantas untuk mengembalikan hidup Garlic.

“Namanya akan tetap saya panggil Garlic karena dalam hati saya selalu merasa bahwa anak kucing kloning ini adalah kelanjutan dari hdiupnya,” Ujar Huang Yu dalam sbuahn wawancara dengan Cue Sinogene.

Meskipun ia akan merindukan kucing aslinya yang meninggal karena penyakit yang tidak disebutkan namanya, kucing baru dengan gen yang sama akan membuatnya nyaman.

“Saya pikir niat asli masing-masing pemilik untuk mengkloning hewan peliharaan mereka akan berbeda. Setiap kucing adalah individu yang mandiri dan memiliki kepribadiannya sendiri,” kata Yu.

Selain itu, tahun lalu biologi Cina berhasil mengkloning dua ekor monyet kera di klon asli spesies primata.

Tidak hanya itu, para ilmuwan sedang mencoba untuk mengkloning mammoth berbulu dan para ahli dari Siberia berusaha mengkloning anak kuda berusia 40.000 tahun yang diawetkan.

Dalam waktu dekat, Cue Sinogene berencana untuk mencoba mengkloning hewan kuda dan merpati pos.