Wanita Berusia 74 Tahun Lahirkan Anak Kembar, Ini Penjelasan Ilmiahnya

By Gita Laras Widyaningrum, Rabu, 11 September 2019 | 11:46 WIB
Mangayamma Yaramati, setelah melahirkan bayi kembar dengan operasi cesar. (B. Venugopalarao))

Nationalgeographic.co.id - Seorang wanita berusia 74 tahun di negara bagian India, Andhra Pradesh, baru saja melahirkan bayi kembar perempuan. Apa yang dialami wanita tersebut pun menimbulkan beragam kontroversi dalam dunia geriatrik (ilmu tentang perawatan kesehatan dan penyakit manusia usia lanjut). 

Sankkayala Uma Shankar, dokter yang membantu persalinan, menyatakan bahwa sang ibu, Mangayamma Yaramati, memiliki akta kelahiran yang menunjukkan bahwa ia benar-benar sudah berusia 74 tahun. Ia melahirkan dengan operasi cesar. Menurut Shankar, kondisi Yaramati dan bayi kembarnya, dalam keadaan baik. 

"Kehamilannya berjalan lancar. Tidak ada komplikasi. Ia hanya mengalami sedikit masalah pernapasan, tapi itu sudah ditangani dengan baik," papar Shankar. 

Baca Juga: Garlic 2.0, Kucing Kloning Pertama di Tiongkok

Yaramati dan suaminya yang berusia 82 tahun, Sitarama Rajarao, bercerita bahwa mereka sangat ingin memiliki anak setelah bertahun-tahun menikah. Mereka pun kerap mendapat stigma buruk dari lingkungan sekitarnya karena tidak punya anak. 

"Kami mencoba berbagai cara dan sudah menemui banyak dokter. Oleh sebab itu, memiliki anak menjadi hal paling membahagiakan dalam hidup saya," kata Yaramati.

Bayi kembar tersebut berhasil dikandung Yaramati melalui teknik fertilisasi in vitro (bayi tabung). Karena Yaramati sudah menopause, maka sel telur pendonor dibuahi dengan sperma Rajarao terlebih dahulu sebelum ditanamkan ke rahimnya. 

Sitarama Rajarao (82) bersama salah satu bayi kembarnya. (B. Venugopalarao)

Baca Juga: BJ Habibie Tak Pernah Bosan Sampaikan Pesan Soal Teknologi untuk Kaum Milenial Indonesia. Apa Sebabnya?

Shannon Clark, profesor bidang kebidanan dan janin di University of Texas Medical Branch, mengatakan bahwa kehamilan Yaramati memang tidak biasa, tapi juga tidak mengherankan mengingat teknologi reproduksi yang semakin maju.

Clark menjelaskan, sel telur wanita memburuk kualitas dan kuantitasnya seiring berjalannya waktu. Namun, rahim mereka 'tidak tunduk pada batasan usia yang sama'.

"Dengan menggunakan sel telur pendonor seperti yang dilakukan Yaramati, maka wanita bisa hamil di usia yang tak lagi muda," pungkasnya.