Turunkan Risiko Eksim dan Asam Pada Anak Dengan Konsumsi Ikan

By Celine Veronica, Selasa, 22 Oktober 2019 | 18:30 WIB
ikan salmon (YelenaYemchuk)

Nationalgeographic.co.id – Tak perlu ragu lagi, ikan merupakan salah satu jenis makanan yang memiliki segudang manfaat. Selain mengandung protein, mengonsumsi ikan secara rutin dapat menurunkan risiko eksim dan asam.

Sebuah studi dari Universitas Sains dan Teknologi Norwegia (NTNU) menemukan, bahwa paparan ikan di awal kehidupan dapat mengurangi risiko masalah kulit eksim, mengi, dan asma pada anak-anak. Bahkan, semua jenis ikan memberikan manfaat kesehatan yang sama.

Menurut studi tersebut, tidak ada salahnya anak-anak sudah mulai mengonsumsi ikan sejak berusia satu tahun, setidaknya dalam seminggu mengonsumsinya satu kali untuk mendapatkan manfaat kesehatan.

Baca juga: Rutin Mengonsumsi Ikan Terbukti Efektif Melawan Asma, Benarkah?

“Kami membandingkan anak-anak yang makan ikan setidaknya sekali seminggu sampai mereka berusia dua tahun dengan anak-anak yang mengonsumsi ikan lebih sedikit dari itu,” kata Torbjorn Oien, penulis studi di Departemen Kesehatan dan Keperawatan NTNU, dilansir kompas.com.

Dalam penelitian tersebut, terdapat 4.000 keluarga yang berpartisipasi dalam survei alergi anak yang disebut pencegahan alergi di antara anak-anak di Trondheim. Penelitian ini sudah dilakukan sejak tahun 2000.

Hasilnya mengungkapkan konsumsi ikan pada anak-anak dapat mengurangi risiko terjadinya eksim, asma, dan demam sebesar 28 persen hingga 40 persen.

Menurut Melanie Rae Simpson, penulis studi senior dan rekan postdoctoral di Departemen Kesehatan dan Keperawatan Publik, mengonsumsi semua jenis ikan, termasuk ikan berlemak, berkontribusi terhadap penurunan tersebut.

“Sejalan dengan meta-analisis sebelumnya dari beberapa studi, kami menemukan bahwa mengonsumsi ikan pada usia satu tahun, tampaknya mengurangi risiko eksim, asma, dan mengi pada usia enam tahun,” ujar Torbjorn.

“Ini lebih penting daripada asupan ikan dan minyak ikan yang dikonsumsi selama kehamilan dan menyusui atau asupan anak pada dua tahun, yang tampaknya tidak memiliki efek perlindungan yang sama,” tambahnya.