Peneliti: Tanaman Akan 'Panik' Ketika Terkena Air Hujan

By Gita Laras Widyaningrum, Kamis, 7 November 2019 | 14:53 WIB
Ilustrasi tanaman. (Shutterstock)

Nationalgeographic.co.id - Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa tanaman sebenarnya memiliki reaksi yang sangat kompleks dan 'tersiksa' terhadap hujan.

Sekelompok peneliti dari University of Western Australia (UWA) dan Lund University menemukan fakta bahwa tanaman bereaksi kepada hujan dengan sinyal senyawa yang rumit. Mereka menggambarkannya seperti keadaan 'panik'. 

Dilaporkan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, hasil studi menyatakan, proses tersebut melibatkan ribuan gen, ratusan protein, dan hormon perkembangan lain yang langsung terpengaruh setelah sepuluh menit air hujan menyentuh tanaman. Reaksi 'panik' tanaman kemudian akan berlangsung sekitar 25 menit. 

Baca Juga: Menyusui Bisa Membantu Mengatasi Perubahan Iklim, Mengapa Begitu?

Untuk mendapatkan hasil ini, para peneliti menyemprot Arabidopsis, genus tanaman berbunga kecil yang mirip kubis, dengan siraman air ringan untuk mengamati reaksi berantai pada tanaman yang dipicu oleh protein Myc2. Setelah Myc2 aktif, tanaman akan memperkuat pertahanan untuk melindungi dirinya sendiri, termasuk menunda pertumbuhan bunganya. 

Sebagai bagian dari sifat panik mereka, tanaman juga akan memompa hormon bernama asam jasmonat. Senyawa ini bertindak sebagai 'sinyal peringatan' kepada daun dan tanaman lainnya. 

Lalu mengapa tanaman panik dengan hujan? Meskipun air merupakan bahan penting yang dibutuhkan untuk fotosintesis, tapi hujan juga membawa bakteri, virus dan spora jamur yang bisa membahayakan tanaman. 

"Meskipun terdengar aneh, hujan sebenarnya merupakan penyebab utama penyebaran penyakit di antara tanaman," kata Profesor Harvey Millar, pemimpin penelitian sekaligus ahli biologi energi tumbuhan dari UWA. 

"Ketika hujan jatuh di antara dedaunan, tetesan kecil air memantul ke segala arah. Satu tetesan dapat menyebar hingga 10 meter ke tanaman sekitarnya. Itu bisa saja membawa penyakit sehingga penting bagi tanaman untuk memberikan peringatan," tambahnya. 

Baca Juga: Ilmuwan Ciptakan Laser yang Bisa Mendeteksi dan Menghancurkan Sel Kanker

Selama ini, tanaman dianggap sebagai makhluk hidup yang pasif, tapi itu sesungguhnya jauh dari kebenaran. Salah satu subjek paling menarik dan kontroversial dalam botani adalah "neurobiologi tanaman", gagasan bahwa tanaman dapat berinteraksi secara cerdas dengan lingkungannya.

Walaupun tidak semua setuju akan hal ini, tapi beberapa penelitian menyatakan bahwa tanaman memiliki kecerdasan dan kesadaran yang nyata seperti binatang.