Nationalgeographic.co.id – Di masa kini, kalkun dikenal sebagai sajian utama pada perayaan Thanksgiving. Namun, pada 300 BC, burung ini dilihat sebagai dewa dan sangat dihormati oleh para anggota suku Maya.
Faktanya, kalkun awalnya dijinakkan karena ia berperan dalam ritual keagamaan. Hewan tersebut menjadi simbol kekuasaan dan kehormatan. Jika dilihat, kalkun muncul pada beberapa arkeologo dan ikonografi Maya.
Maya Kuno merupakan salah satu peradaban yang cukup maju. Bagian dari budaya mereka adalah kecintaan terhadap kalkun.
“Kalkun dianggap memiliki kekuatan yang luar biasa dan bisa berbahaya bagi manusia di malam hari dan dalam mimpi,” papar Ana Luisa Izquierdo y de la Cueva dan Maria Elena Vega Villalobos, peneliti suku Maya.
Baca Juga: Dari Mana Olahraga Sepak Bola Berasal? Ini Penjelasan Peneliti
Kalkun digambarkan seperti tokoh dewa dalam imaji agama Maya. Setidaknya, satu penguasa Maya memasukkan kata kalkun pada julukan kerajaannya.
“Kalkun biasanya dimiliki secara ekslusif oleh orang-orang kaya dan berkuasa di masa itu,” kata Kitty Emery, kurator arkeologi lingkungan dari Florida Museum of Natural History.
Pada 2012, Emery merupakan bagian dari tim peneliti yang mempublikasikan bukti awal domestikasi kalkun. Timnya menemukan jejak kalkun di El Mirador, permukiman Maya Kuno yang dulu ditempati 200 ribu orang.
Penduduk di El Mirador—yang sekarang dikenal dengan Guatemala—memuja piramida raksasa dan menjalani kehidupan yang dibantu oleh saluran air dan jalan-jalan modern di masa itu. Namun, selain itu, yang juga menjadi kebiasaan mereka adalah memakan dan memuja kalkun.
Meskipun Maya mengimpor kalkun dari Meksiko, tapi mereka juga menghargai kalkun liar yang berkelana di sekitar El Mirador. Burung tersebut dikagumi karena bulunya yang berwarna-warni serta bentuk kepalanya yang unik.
Baca Juga: Ma’Nene Toraja, Ritual Mayat Ratusan Tahun Berganti Pakaian
Fakta bagaimana kalkun dihormati, sangat penting bagi Maya, mengingat ia merepresentasikan “kekuatan elit, hubungan jarak jauh, perdagangan, dan kemampuan penguasa untuk menyediakan korban yang bulunya berwarna-warni tanpa memburu”.
Pentingnya kalkun juga diekspresikan pada ritual keagamaan. Seni Maya menggambarkan kalkun dengan leher terkoyak dalam ritual perayaan Tahun Baru. Pengorbanan burung, menurut para antropolog, diharapkan dapat memberikan kesuburan di masa mendatang. Sebab, kalkun dipandang sepagai utusan para dewa.
Anggota suku Maya mungkin tidak dapat menjinakkan kalkun liar setempat, tapi mereka terbiasa melibatkan kalkun ‘impor’ dalam kehidupan sosial dan keagamaan. Kalkun modern saat ini merupakan keturunan burung Maya yang dianggap berharga.