Kemajuan Internet Demi Pendidikan di Papua

By National Geographic Indonesia, Kamis, 28 November 2019 | 12:27 WIB
Siswa Sekolah Dasar (SD) Negeri Wamena saat senam di SD Negeri Wamena, Jalan DI. Panjaitan, Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua. (Djuli Pamungkas)

Nationalgeographic.co.id - “Saya selalu beranggapan bahwa semua manusia di dunia punya talenta dan kemampuan,” ujar Yason Kenelak, seorang tokoh pendidikan di Kabupaten Jayawijaya. “Saya orang pendidikan, jadi tidak ada manusia yang bodoh begitu kuat tertanam dalam hati saya,” beliau menambahkan. “Sehingga tidak ada orang yang bodoh, hanya kesempatan saja yang berbeda.”

Masuknya internet menjadi peluang besar bagi pelayanan pendidikan di Kabupaten Jayawijaya, Papua. Apalagi dengan rampungnya proyek Palapa Ring, setelah Program pembangunan Tol langit di wilayah Timur Indonesia telah usai pertengahan agustus lalu.

Baca Juga: Ada Palapa Ring, Masyarakat Natuna Tak Perlu Lagi ke Pantai Untuk Dapat Sinyal

Pembangunan serat optik Palapa Ring ini menghubungkan 34 provinsi, 514 kota maupun kabupaten di seluruh Indonesia dengan total panjang kabel laut mencapai 12.128 kilometer dan kabel di daratan mencapai 4.161 kilometer. Selain itu, jaringan palapa ring juga akan menghubungkan sekitar 214.000 sektor, baik sekolah, Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas), rumah sakit, dan sektor lainnya.

Proyek pengerjaan Palapa Ring di wilayah timur yang sudah rampung dikerjakan hanya tinggal menunggu stabilisasi dan integrasi dengan Palapa Ring Paket Barat dan Palapa Ring Paket Tengah.

Siswa Sekolah Dasar (SD) Negeri Wamena di SD Negeri Wamena, Jalan DI. Panjaitan, Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua. Pasca kerusuhan Wamena, aktivitas pendidikan di sejumlah sekolah belum sepenuhnya optimal. (Djuli Pamungkas)

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), Pada tahun 2017 di Kabupaten Jayawijaya terdapat 167 sekolah yang terdiri dari 117 unit Sekolah Dasar (SD), 31 unit Sekolah Menengah Pertama (SMP), 13 unit Sekolah Menengah Atas (SMA), dan enam unit Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Sebagian besar sekolah tersebut berada di ibu kota kabupaten. Untuk pendidikan SD, rasio murid terhadap guru yakni 27,5 artinya, rata-rata satu orang guru mengajar 27 sampai 28 siswa. Sedangkan rasio murid terhadap guru di tingkat SMP sebesar 31 tingkat SMA sebesar 15,67, dan tingkat SMK sebesar 17,48.

Rasio Minimal Jumlah Siswa terhadap Guru berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru pasal 17 adalah 20 banding 1 untuk tingkat SD, SMP, dan SMA.

Yason Kenela merupakan salah satu tokoh pendidikan di Jayawijaya yang menempuh pendidikan di SPG Negeri Jayapura dan IKIP Menado. (Djuli Pamungkas)

“Saya pikir dengan adanya internet ini ada peluang yang besar, ada peluang yang bagus untuk orang papua berkembang,” ucap Yason yang mengawali karir di dunia pendidikannya dengan menjadi guru selama 10 tahun hingga sempat menjadi bagian di Dinas Pendidikan Kabupaten Jayawjaya.

Baca Juga: Kehadiran Jaringan Palapa Ring Tengah di Kepulauan Sangihe

Namun, menurut Yason Kenelak, untuk dapat memanfaatkan kesempatan ini harus ada pembinaan, terutama untuk anak-anak lulusan Sekolah Menengah Atas dan sederajat atau lulusan lainnya, bagaimana cara menggunakan internet sebagai bahan untuk mengajar anak-anak di sekolah yang tidak ada guru.

“Kalau mereka memanfaatkan internet dengan begitu, untuk di sini saya rasa itu penting sekali,” ucapnya lagi.