Nationalgeographic.co.id - "Kamu mau pilih warna apa?" tanya Haryawan Farihin, anggota Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pulau Penyengat, saat saya akan mencoba pakaian adat melayu. Dari tiga warna pakaian yang ada, yaitu hijau, kuning, dan merah, saya memilih warna hijau.
"Jadi, saya mau jelaskan arti-arti warna-warna ini," ucap Wawan setelah mengetahui pilihan warna saya. "Warna hijau artinya kesetiaan," Wawan menjelaskan kepada saya, "biasanya dipakai oleh bendahara kerajaan." Lalu beliau bertanya, "kenapa kamu pilih warna ini?" Saya hanya bisa menggelengkan kepala.
Dua rekan saya, Bayu dan Pedro yang memilih warna merah dan kuning pun mendapat penjelasan Wawan. Menurut pria paruh baya ini, warna merah artinya keberanian, biasa dipakai oleh hulubalang kerajaan. Sementara kuning artinya kejayaan--warna pakaian yang dipakai oleh sultan atau raja.
Baca Juga: Tidak Selalu Merugikan, Stres Ternyata Juga Ada Manfaatnya
Yang pertama dipakai adalah celana, lalu bajunya. Saat saya meminta ganti baju kurung karena merasa kebesaran, Wawan berucap, “pakaian melayu memang dibuat longgar, bukan karena kebesaran.”
Baju yang saya pakai tanpa kerah dengan satu kancing yang disebut Cekak Musang. Ada juga baju yang memiliki lima kancing yang melambangkan jumlah Rukun Islam yang disebut Teluk Belanga.
Setelah celana dan baju terpakai, saatnya memakai kain samping. Sebelum memasangkan kain samping, Wawan memberi penjelasan kembali tentang makna pemakaian kain samping. Jika si pemakai menggunakan kainnya di atas lutut, itu artinya si pemakai belum menikah, tetapi jika memakai kainnya di bawah lutut itu artinya si pemakai sudah menikah.
Hari itu saya mengikuti paket wisata Traditional Dress Experience atau pengalaman berbusana tradisional yang dipandu oleh Pokdarwis Pulau Penyengat. Kegiatan ini diadakan di Kompleks Balai Adat Pulau Penyengat. Balai Adat berbentuk rumah panggung berlanggam Melayu tradisional ini merupakan tempat berkumpulnya warga dan kegiatan lainnya.
Baca Juga: Miris, Seseorang Mencoret Tubuh Beruang Kutub Ini dengan Cat Semprot
Wawan yang menjadi intepreter paket wisata ini juga memberitahu saya dan rekan posisi saat di kursi pelaminan yang ada di Balai Adat. Raja dan permaisuri duduk di kursi, sebelah kiri permaisuri berdiri hulubalang, pemakai baju berwarna merah, sebagai pelindungnya, sebelah kanan raja orang kepercayaannya, pemakai baju warna hijau, yaitu bendahara kerajaan.
Selain paket wisata pengalaman berbusana tradisional ada tujuh paket wisata lain di Pulau Penyengat, yang akan didampingi oleh intepreter dari Pokdarwis Pulau Penyengat. Yaitu paket Pengalaman Gurindam, Tur Masjid Sultan Riau, Tur Sejarah Pulau Penyengat dengan sepeda atau dengan bentor, Tur Literatur, Pengalaman Kuliner Melayu, Pengalaman Membuat Tanjak, dan Kelas Memasak.