Nationalgeographic.co.id - Saat kebakaran hutan terus mengamuk di Australia, para ilmuwan khawatir hewan-hewan khas wilayah tersebut akan terancam punah.
Para peneliti dari University of Sydney memperkirakan, ada sekitar 480 juta hewan yang tewas terlalap api. Di antaranya 8.000 koala yang populasinya semakin menurun.
"Mungkin korbannya lebih banyak. Kami baru bisa mengetahuinya saat api benar-benar padam," kata Sussan Ley, Menteri Lingkungan Australia kepada Australian Broadcasting Corporation.
Baca Juga: Mengapa Satwa Langka Rentan Punah? Berikut Penjelasan Peneliti
Koala menjadi spesies yang paling terdampak karena mereka bergerak lambat dan hidup di antara hutan yang terbakar sejak September lalu. Laporan sebelumnya yang dipublikasikan pada Desember 2019 menyatakan bahwa koala serta marsupial asli lainnya, mengalami disorientasi, dehidrasi, luka bakar parah, dan hangus hingga mati akibat bencana tersebut.
"Api yang sangat panas tersebut menjalar dengan cepat dan langsung menewaskan hewan-hewan yang hidup di pohon. Saat ini, hutan masih terbakar dan mungkin kita tidak akan bisa menemukan mayat mereka karena sudah hancur," papar Mark Graham, ahli ekologi dari Nature Conservation Council.
Baca Juga: Peneliti: Hutan Amazon Sedang Mengalami 'Kerusakan Fungsional'
Diketahui bahwa kebakaran hutan terus meluas dan melalap 4 juta hektar (9,9 juta hektar) hutan di lima negara bagian Australia.
Kebakaran hutan memang kerap terjadi setiap tahun selama musim panas Australia, tapi yang terjadi saat ini sangat brutal--terutama karena gelombang panas yang mencapai suhu 40° C.
Menurut para ahli meteorologi, cuaca aneh yang memicu kebakaran hutan ini disebabkan oleh sistem iklim bernama Indian Ocean Dipole (IOD). Sebagai hasil dari naik turunnya suhu permukaan laut di Samudera Hindia bagian barat, IOD dapat memiliki efek yang signifikan terhadap iklim Australia.