Tari Dolalak, Bentuk Perlawanan Pribumi Terhadap Kolonial Belanda

By Celine Veronica, Jumat, 31 Januari 2020 | 18:15 WIB
Tarian Dolalak asal Purworejo, Jawa Tengah. (Pesona Indonesia)

Nationalgeographic.co.id – Tak bisa dipungkiri lagi, Indonesia memiliki beragam budaya. Salah satunya tarian Dolalak yang berasal dari Purwerjo. Dolalak merupakan tarian yang terinspirasi dari pesta para serdadu Belanda pada masa lalu dan sudah dipentaskan selama ratusan tahun.

Proses terciptanya tarian ini tergolong sangat unik. Ia bukan berasal dari kisah-kisah agung dan spiritual seperti banyak tarian lainnya, melainkan dari peniruan aktivitas yang dilakukan serdadu Belanda yang gemar berdansa saat sedang istirahat dan minum minuman keras. Lalu, kaum pribumi meniru gerakan tersebut dan menciptakan tarian Dolalak.

Baca Juga: Smong, Cerita Lokal yang Selamatkan Penduduk Simeulue dari Tsunami

Pada awalnya, tarian ini hanya dipentaskan pada acara tertentu seperti syukuran, sunatan, dan hajatan. Kemudian, pada tahun 1940, tari Dolalak dikembangkan sebagai misi keagamaan dan politik untuk memerangi pasukan Belanda. Tarian ini biasanya dipentaskan pada malam hari dan berlangsung semalam suntuk.

Nama “Dolalak” sendiri berasal dari not do dan la. Asal mulanya, tarian ini hanya diiringi dengan alat musik yang hanya menggunakan dua nada yaitu do dan la. Namun, adanya perkembangan zaman membuat tarian ini ikut berkembang. Pada awalnya, tarian ini diiringi musik-musik tradisional seperti rebana, kendang, dan semacamnya. Namun, adanya sentuhan modernisasi membuat tarian ini juga dibawakan dengan iringan keyboard dan alat elektrik lainnya.

Tak hanya alat musik yang mengiringi, gerakan tari serta kostum yang digunakan sudah banyak dimodifikasi menjadi lebih menarik dan dapat terlepas dari budaya Belanda yang masih menempel pada tarian tersebut.

Gerakan dalam tarian ini merupakan gerakan keprajurtian yang didominiasi dengan gerakan yang kompak dan dinamis. Namun, yang menjadi ciri khas dari tarian ini adalah gerakan “King”, yaitu gerakan bahu yang sangat cepat pada saat tertentu.

Baca Juga: Kreasi Anyam Noken Para Janda di Lembah Balim

Setiap gerakan dalam Tari Dolalak memliki istilah yang beragam, seperti gerakan kaki mempunyai istilah seperti adeg, tanjak, hayog, sered, mancad, jinjit, dan sempak. Sedangkan gerakan tangan memiliki istilah ngruji, teweng, gregem, bapangan, wolak walik, dan tangkisan serta masih banyak lagi istilah gerakan tubuh lainnya.

Dalam tarian ini, kostum yang digunakan menggunakan baju lengan panjang dan celana pendek berwarna hitam dengan corak yang khas dengan berwarna keemasan pada bagian dada dan punggung.

Kemudian, pada bagian kepala biasanya menggunakan topi pet hitam disertai dengan hiasa bulu-bulu yang berwarna-warni. Tak ketinggalan, di bagian kaki, para penari mengenakan kaos kaki dan juga ikat pinggang. Meski begitu, seiring perkembangan zaman terdapat beberapa perubahan pada kostum tari Dolalak.