Akibat Virus Corona, Penjualan Masker Anjing di Tiongkok Ikut Melonjak

By Daniel Kurniawan, Senin, 10 Februari 2020 | 11:22 WIB
Pemilik hewan peliharaan di China turut membelikan masker untuk anjingnya karena khawatir terinfeksi novel coronavirus. ()

Nationalgeographic.co.id - Pemilik  anjing di Tiongkok turut membelikan masker karena khawatir hewan peliharaannya tersebut terinfeksi virus corona. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sendiri belum mengatakan dengan jelas apakah hewan peliharaan dapat tertular virus corona atau tidak.

Zhou Tianxiao (33), penjual masker hewan di Beijing mengatakan bahwa penjualannya meroket untuk masker wajah anjing. Peningkatan itu melonjak sepuluh kali lipat semenjak virus corona terdeteksi bulan lalu di Wuhan.

Zhou mulai menjajakan masker wajah khusus anjing di situs e-commerce China, Taobao, pada 2018 untuk membantu hewan peliharaan melawan polusi udara. Namun, sejak virus corona merebak akhir tahun lalu di Wuhan, volume penjualannya melonjak dari 150 buah per bulan menjadi setidaknya 50  sehari. Masker yang ditawarkan seharga 49 yuan atau 96 ribu rupiah untuk tiga kotak. 

Baca Juga: Kenaikan Suhu Diprediksi Meningkatkan Penyakit Baru dan Angka Kematian

Meski begitu, Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok dikutip dari China Daily, memperingatkan bahwa pemilik hewan peliharaan tetap harus waspada terhadap pasien yang terinfeksi.

"Jika hewan peliharaan pergi keluar dan melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi, mereka memiliki peluang untuk terinfeksi," kata Li Lanjuan, seorang ahli epidemiologi NHC.

Baca Juga: Kekebalan Tubuh 'Memudar', Orang Dewasa Ternyata Juga Butuh Vaksinasi

Dikutip dari CNN Indonesia, korban jiwa akibat virus corona di Provinsi Hubei hingga Jumat (7/2/2020) mencapai 618 orang atau bertambah 73 orang. Total kematian akibat wabah ini di seluruh dunia mencapai 636 orang.

Komisi Kesehatan China seperti dilansir AFP mencatat kasus infeksi virus corona saat ini meningkat menjadi 22.112 di Provinsi Hubei atau bertambah 3.143 kasus baru. Sekitar 15.804 orang dengan 841 diantaranya dalam kondisi kritis dalam perawatan intensif di rumah sakit.