Ilmuwan Temukan Virus Baru yang Menginfeksi Organisme Bersel Tunggal

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Jumat, 27 Maret 2020 | 12:35 WIB
Temuan Yara Virus baru yang memiliki karakteristik yang berbeda dari virus-virus yang ada sebelumnya. (IHU Aix Marseille University and Microscopy Center/UFMG)

Nationalgeographic.co.id - Planet Bumi masih memiliki banyak misteri di dalamnya, salah satu di antaranya adalah keragaman mikrobiologi yang belum terungkap.

Sejak beberapa tahun lalu, para ilmuwan melakukan penelitian dengan mengumpulkan sampel air dari Danau Pampulha--danau buatan di kawasan Belo Horizonte, Brasil. Mereka mencari virus besar yang bisa menginfeksi mikrobiologis bersel tunggal (ameba).

Namun dalam penelitian tersebut, para ilmuwan menemukan virus lebih kecil yang justru mampu menginfeksi ameba.

Baca Juga: Masker Bedah Langka, Ganti dengan Masker Kain yang Juga Efektif Tangkal Virus

Jonatas Abrahao, pemimpin penelitian dari departemen mikrobiologi Universitas Federal Minas Gerais mengatakan: “Itu benar-benar kejutan besar, karena sejauh ini kita hanya tahu virus raksasalah yang menginfeksi ameba, bukan virus yang kecil."

Abrahao menyebutkan bahwa virus yang umumnya menginfeksi ameba adalah virus yang berukuran lebih dari 200 nanometer. Namun, dari hasil temuannya, virus kecil tersebut hanya berukuran 80 nanometer.

Virus tersebut diberi nama Virus Yara, yang berarti ibu dari perairan, menyesuaikan dengan karakter penting dalam cerita mitologi suku Tupi Guarani di Brasil.

Virus ini benar-benar langka. Dalam laporan penelitiannya, para peneliti mengaku belum pernah melihat virus tersebut dan mencoba mengidentifikasikannya dengan data-data genom lingkungan, tapi tidak menemukan hasil.

Abrahao menyampaikan bahwa Virus Yara adalah jenis baru yang menarik dan menjadi tantangan klasifikasi virus DNA--tidak memiliki kejelasan mengenai kapan dan dari mana ia berevolusi.

"Penting untuk mengisolasi virus baru yang mirip dengan Virus Yara untuk meningkatkan analisis kami dan mencoba menentukan asal mereka," tambahnya.

Baca Juga: Peneliti Kembangkan Panel Surya Tanpa Sinar dan Panas dari Matahari

Meskipun para ilmuwan mengisolasi virus tersebut, tapi Abrahao mengatakan, kemungkinan virus ini telah menyebar ke seluruh Bumi selama ratusan tahun. Namun, ia tidak memiliki ancaman menginfeksi manusia.

Para ilmuwan berharap agar studi selanjutnya dapat mengungkapkan lebih detail tentang bagaimana interaksi virus tersebut dengan ameba dan inang potensial lainnya. Hal ini penting untuk memahami asal virus dan bagaimana ia berevolusi.