Sering Makan Junk Food? Ini Bahaya yang Akan Terjadi Pada Otak

By Daniel Kurniawan, Senin, 20 April 2020 | 10:57 WIB
Makanan cepat saji atau terkadang disebut junk food. Meski rasanya cukup enak, makanan ini mengandun (Zika Zakiya)

Nationalgeographic.co.id - Hanya dalam satu minggu mengonsumsi makanan tak sehat seperti wafel, hamburger, dan sereal manis, dapat mengubah otak Anda menjadi seperti milkshake.

Sebuah studi baru menemukan bahwa mengonsumsi makanan gaya Barat yang kaya akan junk food, dapat dengan cepat merusak fungsi otak di hippocampus Anda.

Hippocampus adalah wilayah otak yang terkait dengan pengaturan memori dan nafsu makan. Kerusakan fungsi wilayah ini dapat menyebabkan orang mengalami keinginan yang lebih besar untuk makan junk food bahkan jika mereka kenyang.

Baca Juga: Bukti Lain Tunjukkan Makanan Olahan Sebabkan Peningkatan Risiko Kanker

"Junk food dapat merusak kontrol diri dengan meningkatkan keinginan," ungkap para peneliti.

"Kami menemukan bahwa orang muda yang kurus dan sehat yang terpapar junk food selama satu minggu mengembangkan gangguan fungsi hippocampal dan keinginan yang relatif lebih besar untuk makan junk food bahkan dalam keadaan kenyang," imbuh mereka. 

Dilaporkan dalam jurnal Royal Society Open Science, para peneliti dari Macquarie University dan Griffith University di Australia mengumpulkan 110 orang "kurus, sehat" di usia 20-an. Setengahnya hanya makan makanan normal mereka selama seminggu, sementara setengah lainnya diberi makan apa yang disebut "diet gaya Barat," termasuk sereal super manis, makanan cepat saji, dan wafel Belgia.

Sebelum, selama, dan setelah mengonsumsi makanan ini, mereka semua menjalani tes yang mengukur kemampuan kognitif dan daya ingat sehari-hari mereka, serta "tes keinginan dan kesukaan" yang melihat keinginan dan selera mereka.

Temuan ini menunjukkan bahwa orang-orang yang sering mengonsumi "makanan Barat" telah mengalami penurunan daya ingat dan fungsi kognitif. Tes khusus tersebut mengarah ke hippocampus, yang memainkan peran utama dalam pembelajaran dan memori, sebagai kemungkinan penyebabnya.

"Tes keinginan dan kesukaan" juga menunjukkan bahwa orang-orang yang berdiet Barat cenderung mendambakan lebih banyak junk food dan tetap lapar, meski mengonsumsi jumlah kalori yang sama.

Baca Juga: Waspada Meningitis, Penyakit yang Sebabkan Kerusakan Otak Hingga Kematian

Meski begitu, ketika tes "keinginan dan kesukaan" diulangi tiga minggu kemudian setelah sukarelawan kembali ke pola makan mereka yang biasa, menunjukkan bahwa tingkat mengidam dan kelaparan telah kembali normal. Ini menunjukkan bahwa efek dari makanan Barat--seperti junk food--pada kontrol nafsu makan hanya bersifat jangka pendek dan dapat segera disembuhkan

Ini masih jauh dari penelitian pertama untuk melihat bagaimana junk food mempengaruhi otak Anda. Sebuah penelitian yang dirilis bulan sebelumnya menunjukkan bagaimana gula memengaruhi otak dengan cara yang mirip seperti kecanduan.