Batasi Konsumsi Pribadi, Salah Satu Upaya Menjaga Lingkungan

By Fikri Muhammad, Rabu, 26 Februari 2020 | 14:36 WIB
Konsumen memilih sayuran organik di salah satu pasar modern di Jakarta Selatan, Senin (1/9). Budaya (Yunaidi Joepoet)

Nationalgeographic.co.id - Dunia tengah menghadapi perubahan iklim ekstrem dan kerusakan lingkungan. Banyak kalangan sudah sadar untuk menyelamatkan bumi dengan kampanye, karya ilmiah, dan kebijakan politik. Namun, bagaimana kita harus menyikapinya secara pribadi? Terutama sebagai seorang konsumen?

Vichan Tangkengsirisin, Representatif Indonesia Partnership on Plastic Waste Management mengatakan bahwa sebagai konsumen hal yang utama yang perlu diperhatikan adalah tidak melebihi batas konsumsi pribadi.

“Saya pikir sebagai konsumen, kita harus memperhatikan bagaimana perilaku kita saat menggunakan sumber daya. Kita memiliki sumber daya yang cukup untuk diri kita, tapi tidak cukup membantu bagi yang tidak mendapatkanya. Jadi, saya pikir itu sebabnya kita harus benar-benar memantau bagaimana kita menggunakan dan mengonsumsi sumber daya yang kita miliki,” kata Vichan Tangkengsisirisin kepada National Geographic Indonesia saat ditemui di Ritz-Carlton, Jakarta (20/2/2020).

“Saya memberi contoh untuk konsumsi pribadi. Saat kita pergi makan malam, seringkali kita banyak menghabiskan air yang tidak perlu dan membuang makanan,” imbuhnya.

Baca Juga: 5 Hal Yang Harus Dilakukan Untuk Jadi Konsumen Sadar Lingkungan

Vichan menyimpulkan bahwa sebagai konsumen, konsumsilah apa yang kita butuhkan dan jangan berlebihan.

Selain itu, pria asal Thaliand tersebut menyatakan bahwa sebagai konsumen, kita harus mulai memerhatikan sirkulasi dosis dari segala bahan atau produk. Maksudnya, setiap individu harus mulai mencoba menyimpan dan melestarikan benda pribadi miliknya paskakonsumsi.

Untuk menjelaskan hal tersebut, Vichan bercerita kebiasaan neneknya untuk menjaga kelestarian alam dari hal sederhana.

“Saya tumbuh bersama nenek saya. Dia mengumpulkan banyak tekstil dan menyimpanya di lemari untuk waktu yang lama. Saat musim dingin dia mencucinya. Tekstil-tekstil itu pun akhirnya diberikan pada anggota keluarga. Itu adalah hal yang dapat kita kendalikan,” ucap Tutup Vichan.

Baca Juga: Studi: Ciliwung Masuk ke dalam Daftar Sungai Terkotor di Dunia

Dalam forum diskusi SCG Symposium Indonesia 2020, Vichan mengatakan bahwa setiap orang bisa berkontribusi untuk pelestarian alam. Misalnya, dengan memilih kemasan makanan dan minuman yang lebih ramah lingkungan.

Diketahui bahwa kemasan minuman plastik yang bening lebih baik dibanding yang berwarna. Alasannya, karena saat daur ulang, itu bisa dimanfaatkan ke dalam bentuk yang lebih beragam.