Wabah Corona Semakin Meluas, Perlukah Menggunakan Masker Setiap Saat?

By Daniel Kurniawan, Senin, 2 Maret 2020 | 13:42 WIB
Wanita Tiongkok memakai masker. (Kevin Frayer/Getty Images)

Nationalgeographic.co.id - Presiden Joko Widodo mengumumkan ada dua orang di Indonesia yang positif COVID-19, Senin (2/3/2020) siang. Wabah ini semakin memantik kekhawatiran massal masyarakat tanah air sehingga harga masker melonjak tajam. 

Namun, jika tujuan Anda menggunakan masker adalah sebagai tindakan preventif virus corona, maka itu sia-sia. Pasalnya, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) yang dikutip dari CNN, cara terbaik untuk mencegah penularan virus corona sembari menunggu adanya vaksinasi adalah mencuci tangan Anda dengan menyeluruh menggunakan sabun dan air mengalir.

WHO memberikan penjelasan bahwa, jika dalam keadaan sehat, Anda tidak perlu mengenakan masker. Penutup mulut dan hidung sebaiknya digunakan jika Anda merawat orang yang diduga terinfeksi COVID-19 atau jika Anda batuk atau bersin.

Selain itu, masker hanya efektif digunakan jika Anda juga sering membersihkan tangan menggunakan cairan beralkohol atau sabun dan air mengalir.

Baca Juga: Dua Warga di Indonesia Dikonfirmasi Positif Terjangkit Virus Corona

Jika Anda mengenakan masker, maka Anda harus tahu cara menggunakannya dan membuangnya dengan benar. Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan:

  1. Bersihkan tangan dengan alkohol atau sabun dan air.
  2. Tutup mulut dan hidung dengan masker, pastikan tidak ada celah antara wajah dan masker Anda.
  3. Hindari menyentuh masker saat menggunakannya; jika Anda melakukannya, bersihkan tangan Anda dengan alkohol atau sabun dan air.
  4. Ganti masker dengan yang baru segera setelah lembab dan jangan gunakan kembali masker sekali pakai.
  5. Untuk melepaskan masker: lepaskan dari belakang (jangan menyentuh bagian depan masker); segera buang di tempat sampah tertutup; bersihkan tangan dengan sabun atau air berbasis alkohol.

Virus Corona asal Wuhan atau yang resminya disebut COVID-19 telah menewaskan lebih dari 3.000 orang di seluruh dunia hingga Februari. Sebagian besar korban ada di negara tirai bambu, Tiongkok. Secara global, ada 88 ribu kasus COVID-19 yang menginfeksi setiap benua, kecuali Antartika. 

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan wabah itu telah mencapai "tingkat tertinggi" risiko bagi dunia, dan bisa masuk dari "arah mana pun."