Nationalgeographic.co.id - Jika Ramadan umumnya identik dengan kolak, ketupat, dan sajian khas berbuka puasa lainnya, maka ada yang berbeda di tahun ini. Sebab, Ramadan yang akan jatuh pada bulan April hingga Mei nanti, kita akan ditemani dengan asteroid di langit.
Dilansir dari LAPAN, Asteroid 2016 HP6 akan mendekati Bumi pada pertengahan Ramadan, tepatnya pada hari Jumat, 8 Mei 2020 dengan jarak 1,66 juta kilometer dari bumi.
Keberadaannya yang dekat dengan bumi disebabkan sumbu setengah panjangnya dalam berotasi lebih besar dibandingkan dengan orbit bumi sebesar 1 Satuan Astronomi (SA), tapi memiliki jarak perihelion lebih kecil 1,017 SA dibandingkan aphelion bumi.
Baca Juga: Jelajahi Mars, NASA Siapkan Wahana Eksplorasi Luar Angkasa Terbaru
Meskipun berjarak dekat dengan bumi, asteroid 2016 HP6 yang dikategorikan sebagai asteroid Apollo ini bisa menjadi ancaman bagi peradaban jika terlalu dekat dengan Bumi.
Asteroid tersebut akan mendekati Bumi dengan kecepatan relatif 5,72 kilometer per detik dengan ukuran yang diperkirakan antara 23 hingga 52 meter. Saat mengitari matahari, jarak terdekat asteroid dengan matahari berjarak 1,51 juta kilometer dengan kemiringan orbit 3,92 derajat.
Meski begitu, ilmuwan LAPAN memperkirakan bahwa asteroid ini memiliki perpotongan orbit minimum sebesar 0,05 SA atau 7,5 juta kilometer. Dengan begitu, ia tidak dapat dikategorikan sebagai objek yang berpotensi berbahaya bagi kehidupan Bumi.
Baca Juga: Untuk Pertama Kalinya, Astronom Melihat Aurora Pada Red Dwarf Star
Mengenai potensi asteroid tersebut akan bertabrakan dengan bumi, LAPAN menyebutkan bahwa peristiwa tersebut adalah hal alami yang sering terjadi.
Setiap harinya, 80 hingga 100 ton asteroid jatuh ke bumi dari luar angkasa dan berakhir menjadi debu karena hancur di atmosfer bumi. Setidaknya berdasarkan laporan Planetary Defense Coordination Office NASA, sensor radar pemerintah Amerika Serikat telah mendateksi sekitar 600 asteroid yang berukuran kecil yang memasuki bumi dan menciptakan bintang jatuh.